Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Indonesia saat ini memiliki 138 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jika seluruh aset yang dimiliki BUMN digabungkan nilainya mencapai Rp 4.500 triliun. Jumlah itu dua kali lipat lebih banyak dibanding Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang sekitar Rp 2.000 triliun.
“Aset BUMN sekarang mencapai Rp 4.500 triliun. Itu memang besar sekali,†kata Dahlan di Jakarta, kemarin.
Kendati begitu, menurut Dahlan, meski aset-aset BUMN terus bertambah dan nilainya sangat besar, peran perusahaan pelat merah untuk membangun bangsa justru makin mengecil.
“Peran BUMN di ekonomi nasional nggak sebesar dulu, bukan karena BUMN mengecil tapi ekonomi nasional tumbuh besar,†jelasnya.
Dia mengatakan, pada zaman demokrasi saat ini, peran sektor swastalah yang seharusnya digenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, Dahlan menyebut dua BUMN yang telah ditutup alias dilikuidasi tapi belum bisa dihapus namanya. Perusahaan mirip mayat yang tidak dikubur.
“Ternyata sampai sekarang nama belum bisa dihapus karena tim likuidasi belum tuntas. Saya nggak mau. Ini seperti mayat tapi nggak dikubur-kubur,†ujarnya.
BUMN tersebut adalah Pabrik Kertas Gowa dan PT Industri Soda Indonesia. Persoalan di Industri Soda Indonesia terkait penjualan aset tanah seluas 30 hektar yang belum tuntas. Tim likuidasi belum berhasil menjual aset tanah.
“Setiap lelang selalu gagal, kenapa gagal, karena penawaran yang masuk jauh di bawah NJOP, saya minta cari terobosan,†ucapnya.
Sedangkan untuk proses likuidasi Pabrik Kertas Gowa saat ini berada di bawah koordinasi Kementerian Perindustrian. Meski berada lintas kementerian, Dahlan ingin proses penghapusan nama tuntas akhir Oktober ini.
Ekspansi Bisnis Ke Jordania
Dahlan juga meminta BUMN bidang konstruksi siap ekspansi bisnis ke Jordania. Di sana, BUMN kontruksi akan membangun proyek perumahan, infrastruktur jalan dan jembatan, pusat-pusat perbelanjaan serta perhotelan.
“Seluruh BUMN konstruksi kecuali PT Hutama Karya mendapat undangan dari Jordania untuk mengerjakan proyek di negara itu. Tawaran itu sedang dikaji,†katanya.
Penawaran pengerjaan proyek disampaikan langsung perwakilan Jordania yaitu bekas Menteri Pekerjaan Umum (PU) Jordania Yahya Kisbi, anggota Asosiasi Pengembang Perumahan Jordania Ndal Ali Dawoud dan bekas Dubes RI untuk Jordania Zainul Bahar Noor.
“Silakan masing-masing BUMN tersebut untuk mengkaji proyek apa saja yang cocok dan menguntungkan di sana,†ujar Dahlan.
Menurut dia, Jordania merupakan negara yang aman dan banyak orang kaya dari negara sekitarnya seperti Suriah, Irak yang bekerja dan berinvestasi di sana. “Karena negerinya aman dan ekonominya lebih bagus,†ujarnya.
Menurut dia, itu kesempatan besar bagi BUMN bidang konstrruksi untuk mendapatkan proyek-proyek besar di sana.
“Tidak hanya infrasruktur jalan, BUMN konstruksi kita juga diharapkan ikut membangun hotel mewah di laut mati,†ucap Dahlan.
BUMN konstruksi dapat bersinergi dengan perusahaan-perusahaan di Jordania. Selain untuk membangun proyek-proyek di negara tersebut, juga pekerjaan-pekerjaan di negara Timur Tengah lainnya.
Bekas Menteri PU Jordania Yahya Kisbi mengaku senang bisa bertemu kembali dengan Dahlan Iskan yang pernah berkunjung ke negaranya pada tahun 2010.
“Kami berdiskusi bagaimana Jordania dan Indonesia dapat bekerja sama, karena memiliki agama yang sama, keindahan alam yang sama. Kami yakin dengan kesamaan ini maka kerja sama kita bisa berjalan,†tutur Yahya. ***