Publik media sosial setuju menteri di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tampil sederhana. Namun, Tweeps berharap menteri kabinet tidak pura-pura miskin dihadapan rakyat, tapi ujungnya nipu rakyat juga.
DI jejaring Twitter, account @ati_hambawani bilang, selain sederhana para menteri di pemerintahan Jokowi juga harus jujur dan bekerja keras.
“Jangan sederhana, tapi pura-pura miskin, nipu rakyat. Nanti diciduk KPK,†kicaunya.
Account @mang_jepri mengatakan, rakyat sebenarnya nggak pernah iri dengan kekayaan yang dimiliki para menteri. Hanya saja, rakyat tidak suka melihat pejabat negara menciptakan jurang pemisah.
“Sederhana itu mencegah kesenjangan sosial. Jangan norak naik Lamborghini ketika rakyat masih miskin,†katanya.
Account @fahriprema menjelaskan, ciri-ciri menteri sederhana, yaitu tidak menggunakan pengawalan polisi secara berlebihan, dan tidak mempertontontankan kemewahan rumah, kendaraan dan perhiasan.
“Kami muak melihat pejabat hidup mewah menggunakan uang negara, di tengah-tengah rakyat,†jelasnya.
Account @Dwiias ikut mengelontorkan kriteria sederhana bagi menteri kabinet.
“Sederhana itu kayak Jokowi yang rajin ke pasar sama ke kampung-kampung. Mobil dinasnya juga sederhana, Kijang Innova,†kicaunya.
Account @Achmad_nino meminta, perilaku sederhana menteri diterapkan juga pada keluarganya.
“Kalau bapaknya naik mobil biasa, anak dan istri jangan naik Ferrari,†kicaunya.
Pengacara Farhat Abbas via account @farhatabbaslaw mewanti-wanti, Jokowi memilih menteri yang siap hidup sederhana.
“Jokowi itu sederhana. Jadi Insya Allah dia tak salah pilih menteri,†kicaunya.
Account @Toto_B2W berharap, selain pejabat eksekutif, pejabat legislatif dan yudikatif juga harus berpenampilan sederhana.
“Bila presiden, menteri, dan anggota DPR mencontohkan hidup sederhana, mudah-mudahan korupsi berkurang,†harapnya.
Tweeps @yumaava pesimistis, semua anggota kabinet mengikuti gaya Jokowi yang tampil sederhana dihadapan rakyat.
“Gue nggak yakin deh para menteri bisa hidup sederhana dan ngikutin Jokowi,†kicaunya.
Tweeps @chotieb menilai, penampilan sederhana tak menjamin seorang pejabat bersih dari korupsi.
“Lebih baik hidup apa adanya. Tetapi pelayanan terhadap publik diutamakan,†kicaunya.
Tweeps @glegheq menyarankan, publik tidak mengurusi penampilan para pejabat. Kata dia, sulit menafsirkan gaya hidup sederhana.
“Itu relatif, dan gaya hidup itu adalah hak masing-masing individu,†ucapnya.
Tweeps @copras_capres2014 mengaku kesulitan menafsirkan hidup sederhana seorang pejabat. Saran dia, istilah sederhana perlu dijabarkan secara gamblang di dalam peraturan tertulis.
“Kalau menteri memang sudah kaya raya punya Lamborghini dan perusahan bejibun jangan juga disuruh naik ojek. Itu namanya bukan sederhana, tapi nyiksa, hehe,†guraunya.
Tweeps @surahyo bilang, tak masalah presiden dan menterinya berpenampilan borjuis memakai barang-barang mahal. Asalkan, negara makmur dan hukum ditegakkan.
“Mosok menteri disuruh naek mobil butut. Jadi rakyat ya mbok proposional. Silakan pamer, asal memajukan negara,†katanya.
Di jejaring sosial Facebook, account Annida bilang, sudah sepantasnya menteri hidup sederhana, meskipun orang kaya.
“Kalau rakyat masih susah jangan tampil mewah. Kecuali kalau negara dan rakyat sudah sejahtera, silakan,†ujarnya.
Facebooker Cikem05 justru mendukung menteri berpenampilan mewah. Agar rakyat, termotivasi dan bersemangat untuk mencontohnya. “Rakyat biar semangat sukses seperti menterinya. Kalau menteri susah, rakyat kan nggak termotivasi jadi kaya, hahaha,†guyonnya.
Guru Besar Ilmu Hukum dari Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, para menteri para pemerintah mendatang sebaiknya mengikuti kebiasaan hidup sederhana Jokowi.
“Menteri harus mau hidup sederhana, tidak berlebihan dan transparan sebagaimana karakter Pak Jokowi yang disukai masyarakat,†katanya.
Menteri di pemerintahan Jokowi-JK, menurut Hikmahanto, akan memiliki beban yang lebih berat dari era sebelumnya. Ada empat alasan untuk ini. Pertama, seorang menteri tak hanya dituntut mengetahui substansi tetapi harus dapat menggerakkan birokrasi yang dipimpinnya.
Kedua, lanjutnya, menteri harus mengikuti gaya kepemimpinan Jokowi dan mereplikasikannya ke tingkat yang paling bawah di kementerian.
“Gaya kepemimpinan yang saya maksud adalah gaya kepemimpinan yang bottom up dan pelayan masyarakat di mana menteri harus mau mendengar apa yang menjadi masalah dan solusi yang dikehendaki masyarakat,†kata Hikmahanto.
Ketiga, menteri harus dapat mengelola ekspektasi masyarakat yang begitu besar kepada Jokowi, sehingga mereka tidak kecewa. Terakhir, menteri harus mau hidup sederhana, tidak berlebihan dan transparan sebagaimana karakter Jokowi yang disukai masyarakat. ***