Berita

raja juli antoni

Menaikkan Harga BBM Warisan Terbaik Presiden SBY

RABU, 27 AGUSTUS 2014 | 08:57 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dorongan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terus disuarakan. Kebijakan tersebut diyakini akan menjadi warisan (legacy) positif bagi bangsa ini.

Makanya, jelas Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII), Raja Juli Antoni, SBY berpeluang mencatat sejarah yang akan terus dikenang anak bangsa sebagai pemimpin yang decisive bila berani menaikan harga BBM  pada hari-hari terakhir masa kepemimpinannya.

“Subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai Rp 350 triliun menyisakan ruang fiskal yang sangat sempit bagi pemerintah untuk menggelindingkan roda pembangunan. SBY berpeluang memperbaikinya bila ia ingin dikenang sebagai pemimpin decisive yang meninggalkan legacy positif bagi bangsa,” kata Raja Juli Antoni, (Rabu, 27/8).

Menurutnya, kenaikan harga BBM bukan saja terkait dengan memperluas ruang fiskal. Namun, dari itu juga berhubungan dengan keadilan distribusi “kue negera” yang selama ini misalokasi. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa subsidi energi terutama BBM merupakan subsidi yang tidak tepat sasaran.

“Subsidi BBM sebagian besar dinikmati orang kaya. Uang negara ‘dibakar’ tiap harinya oleh penduduk yang berpenghasilan tinggi,” tegasnya.

Menurut mantan Direktur Eksekutif MAARIF Institute ini, dana subsidi BBM dapat direalokasikan untuk target yang lebih jelas dan tepat sasaran yaitu membantu rakyat miskin dengan meningkatkan fasilitas kesehatan, pendidikan perumahan dan lain sebagainya.

“Masih ada beberapa minggu lagi. Kita berharap pak SBY mengeluarkan keputusan politik yang akan membuat dirinya sebagai presiden yang husnul khatimah, mengakhiri jabatannya dengan baik,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Chairul Tanjung sudah menegaskan bahwa Pemerintahan SBY tidak akan menaikkan harga BBM. Karena pemerintah tidak mau menambah beban masyarakat yang sudah cukup berat terkait kenaikan harga BBM pada 2013 dan juga akibat kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

"Pemerintahan SBY menilai sudah cukup beban tersebut ditanggung masyarakat. Sehingga tidak selayaknya diberikan beban lagi," kata Chairul Tanjung. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

UPDATE

Polisi: Tak Ada Korban Jiwa dalam Peristiwa Truk Kontainer Ugal-ugalan

Jumat, 01 November 2024 | 10:05

Harga Emas Antam Terjun Rp20 Ribu, Satu Gram Jadi Segini

Jumat, 01 November 2024 | 10:02

Mendagri Bakal Lapor Prabowo soal Omnibus Law UU Politik

Jumat, 01 November 2024 | 09:50

Ketahuan Bawa Gepokan Dolar Hitam, WNI Ditangkap di AS

Jumat, 01 November 2024 | 09:46

Kemenkop Ingin Koperasi Dilibatkan dalam Swansembada Pangan

Jumat, 01 November 2024 | 09:42

Impor Baja Murah Ancaman Industri dan Keamanan Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:40

Tidak Tepat Kebijakan Impor Gula Era Tom Lembong Diperkarakan secara Pidana

Jumat, 01 November 2024 | 09:36

Pakar: BPA Dalam Kemasan Pangan Masih Dalam Batas Aman

Jumat, 01 November 2024 | 09:29

Prabowo akan Kunker ke China, Kader PKS Singgung Kemerdekaan Palestina

Jumat, 01 November 2024 | 09:28

Perhakhi Dituntut Wujudkan Penegakan Keadilan di Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:18

Selengkapnya