Berita

Adhie M Massardi/net

Politik

Adhie M Massardi: Keputusan MK Mendemisionerkan Rezim SBY

JUMAT, 22 AGUSTUS 2014 | 17:07 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan Perselisihan Hasil Pemilu Umum yang diajukan Prabowo-Hatta bukan saja berarti menetapkan secara meyakinkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wapres terpilih (2014). Tapi secara politik juga berarti "mendemisionerkan" pemerintahan SBY-Boediono.

Demikian disampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi kepada Rakyat Merdeka Online di Jakarta siang tadi (Jumat, 22/8).

"Pasca keputusan MK soal pilpres yang dibacakan kemarin, maka sudah tidak ada lagi keraguan untuk menetapkan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Dengan demikian, menurut adab demokrasi dan fatsoen politik ketatanegaraan, maka pemerintahan SBY-Boediono sudah harus demisioner," ungkap Adhie.


Jubir presiden Gus Dur ini menjelaskan, meskipun SBY masih resmi presiden sampai Jokowi dilantik 20 Oktober nanti, tapi secara moral politik SBY sudah tidak memiliki kewenangan membuat kebijakan, apalagi yang strategis, seperti perjanjian kerjasama bilateral, atau memperpanjang kontrak bisnis sumber daya alam dengan pihak asing.

Menurut dia, Jokowi harus menugaskan orang-orang di Rumah Transisi untuk memantau dan mengontrol jalannya pemerintahan SBY. Secara politik, Jokowi punya hak untuk menolak atau membatalkan kebijakan pemerintahan SBY apabila dianggap nanti membahayakan pemerintahannya.

"Kalau toh ada kebijakan strategis yang harus segera diambil oleh pemerintahan SBY, menurut adab demokrasi, harus konsultasi dan disetujui presiden terpilih. Jadi pemerintahan SBY mulai hari ini hanya memiliki kewenangan menjalankan pemerintahan yang rutin saja," katanya.

Adhie mengingatkan agar Jokowi tidak melakukan kesalahan yang sama dalam konteks ini. Yakni, membiarkan Fauzi Bowo menandatangani beberapa kebijakan strategis hanya beberapa hari menjelang serah-terima jabatan sebagai Gubernur DKI, padahal itu melanggar fatsoen politik demokrasi.

"Maka Jokowi harus bisa mencegah presiden yang sudah demisioner menandatangani kebijakan-kebijakan strategis, misalnya memperpanjang atau memberi keleluasaan kepada PT Freeport, apalagi kalau ditengarai itu hanya untuk kepentingan politik atau menjalankan aji mumpung (masih berkuasa)," pungkas Adhie.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya