Berita

ilustrasi

Komnas HAM: Pemakaian Sistem Noken dalam Pilpres Melanggar HAM

KAMIS, 21 AGUSTUS 2014 | 07:02 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) sejak awal menolak sistem noken dalam pelaksanaan Pemilihan Presiden 2014. Karena itu melanggar asas pemilu dan HAM.

"Ini adalah sikap Komnas HAM sejak pileg lalu. Ini konsistensi sikap Komnas HAM," ujar Koordinator Pengawas Pilpres Komnas HAM, Maneger Nasution, (Kamis, 21/8). (Baca juga: Soal Sistem Noken, Anggota Komnas HAM Melintir)

Pelaksanaan sistem noken di Papua memang menjadi salah satu perdebatan yang paling hangat dalam sidang sengketa hasil pemilihan presiden (pilpres) 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK), yang diajukan pasangan Prabowo-Hatta.

Sistem noken adalah sistem yang memberikan kekuasaan kepada kepala suku untuk menentukan pilihan sukunya. Meski, kubu Jokowi-JK menilai sistem noken atau sistem ikat di Papua sah menurut MK dan tidak melanggar HAM. (Baca juga: Saksi Ahli KPU Akui Sistem Noken Rawan Kecurangan)

"Soal noken di berapa TPS terjadi, menguntungkan siapa, biar MK yang membuktikan," jelas Maneger.

Selain soal noken, Komnas HAM juga menyoroti tentang, Daftar Pemilih Khusus (DPK) dan Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb). "DPK dan DPKTB kita dukung karena hak politik warga negara adalah hak konstitusional yang tidak boleh dibatasi dengan alasan administrasi," tegasnya.

Namun, soal apakah betul terjadi mobilisasi massa dalam penggunaan DPK dan DPKTB itu pada Pilpres 2014 kemarin, katanya lagi, biar MK yang membuktikan. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

UPDATE

Indonesia Butuh Banyak Dokter Spesialis Jantung

Jumat, 01 November 2024 | 19:59

Pembangunan Tol Jagoratu 2025 Diyakini Tingkatkan Kunjungan Pariwisata dan Ekonomi Sukabumi

Jumat, 01 November 2024 | 19:49

Polisi Geledah Kementerian Komdigi

Jumat, 01 November 2024 | 19:34

Fraksi PKS Dorong Perubahan RUU Perikanan dan UU Kelautan

Jumat, 01 November 2024 | 19:30

Suswono Jangan Recoki Parpol Lain

Jumat, 01 November 2024 | 19:23

Prabowo Makan Malam dengan Ridwan Kamil, Pengamat: Bentuk Nyata Dukungan

Jumat, 01 November 2024 | 18:30

Polres Sukabumi Tangkap Gunawan "Sadbor" Terkait Judi Online

Jumat, 01 November 2024 | 18:06

Halal Kulture Market Potensi Lahirkan Ekosistem Muslim Muda

Jumat, 01 November 2024 | 18:02

Aji Assul Diingatkan untuk Konsisten Melawan Rezim Matakali

Jumat, 01 November 2024 | 17:52

Israel Bombardir Kamp Pengungsi Gaza Tengah, 47 Tewas

Jumat, 01 November 2024 | 17:35

Selengkapnya