Pelaksanaan Pemilihan Presiden 2014 ternyata telah membuat konflik yang tajam di internal Polri. Puncak perseteruan terjadi antarperwira Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 81 dengan Akpol 83.
"Perang dingin ini merupakan terburuk dari konflik yang pernah terjadi di internal Polri sebelumnya. Sebab diwarnai aksi ganjal-mengganjal," jelas Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW), Neta S. Pane pagi ini (Kamis, 21/8).
Lebih jauh Neta menjelaskan, buah dari perang dingin tersebut terlihat dari penyusunan perwira yang akan dimutasi dalam waktu dekat ini. Sejumlah perwira Akpol 81 disusun akan menempati berbagai posisi strategis. Padahal sebagian dari mereka akan pensiun dalam waktu 4 atau 6 bulan ke depan.
"Bahkan ada bintang 1 yang bermasalah di tempat tugasnya, kemudian dicopot akan menempati posisi strategis bintang 2. Lalu ada kapolda yang baru 3 bulan menjabat akan menduduki posisi bintang 3," beber Neta.
Karena itu tak ayal, penyusunan mutasi kali ini mendapat cibiran dari sejumlah Pati Polri. Mereka menganggap mutasi kali ini sebagai "panen raya" perwira Akpol 81, terutama bagi yang akan pensiun.
Posisi yang akan dipegang Akpol 81 antara lain Kapolda Kaltim, Wakabareskrim, Deputi SDM, dan Kabaintelkam. Sementara yang akan dimutasi adalah Gubernur Akpol, Kapolda Sumut, Kapolda Jatim, Kapolda Metro, Kapolda Riau, Kakorlantas Polri, dan lain-lain.
"IPW menyayangkan terjadinya perang dingin antar elit Polri ini," demikian Neta S. Pane.
[zul]