Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta untuk menindaklanjuti laporan Komisi Pengawas Partai Demokrat TB Silalahi terkait pembagian uang dan handphone Blackberry pada Kongres II Partai Demokrat di Bandung tahun 2010 lalu.
Hal itu ditegaskan Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (18/8).
“Kan sempat ramai di beritakan ada beberapa pengurus DPC PD yang telah mengaku menerima uang dari Tim Sukses Anas Urbaningrum seperti Ketua DPC Diana Malingka dan mengembalikan uang tersebut. Sekarang mana tindak lanjutnya?KPK seperti membiarkan penerima uang korupsi Hambalang bebas berkeliaran,†katanya.
Dia mengatakan, seharusnya KPK menindaklanjutinya, apalagi yang mengembalikan uang hanya segelintir orang. Sementara yang belum mengembalikan masih bebas tanpa pernah merasa takut telah melakukan korupsi.
"Minimal dari orang-orang yang sudah mengembalikan uang itu, KPK bisa memproses para peserta kongres yang tidak mengembalikan uang.Tidak ada niat baik dan penyesalan dari mereka mengembalikan kerugian negara,†tambahnya.
KPK, Uchok menegaskan harus memeriksa para loyalis Anas seluruhnya karena kalau mantan ketua umum Partai Demokrat itu dituduh menerima, maka tidak mungkin mereka tidak menikmatinya.
"Jangan hanya Anas, Nazaruddin dan Angelina saja yang dijadikan tersangka, tapi semuanya," tandasnya.
Sebelumnya Ketua Komwas Partai Demokrat TB Silalahi usai menjalani pemeriksaan KPK pdaa 11 Desember 2013 lalu mengaku menyerahkan berita acara pemeriksaan (BAP) Komwas Partai Demokrat terkait dugaan aliran uang dan bagi-bagi Blackberry di arena Kongres Partai Demokrat pada 2010.
"Ada yang memberi uang. Jadi kami periksa mereka, setelah itu bikin BAP. Dan saya memberikan BAP itu ke KPK," ujar TB Silalahi saat itu.
TB Silalahi dipanggil KPK sebagai saksi untuk tersangka Anas dalam kasus dugaan korupsi penerimaan hadiah terkait pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di Hambalang. Namun sayangnya dia tidak mengungkapkan siapa-siapa saja Ketua DPC yang melaporkan pemberian uang tersebut dan kapan pelaporan itu disampaikan. Tim sukses Anas dalam kongres Bandung, Benny K Harman juga sempat diperiksa KPK. Benny sendiri selalu membantah mengetahui mengenai pemberian uang. Tapi, dia mengakui bahwa ada kemungkinan ketua DPC menerima sejumlah uang.
KPK saat ini sedang menggali informasi mengenai sumber pendanaan Kongres Partai Demokrat 2010 yang diduga mengalir dari proyek P3SON Hambalang yang merugikan keuangan negara hingga Rp 463,66 miliar
.[wid]