Berita

Pengusung Jokowi Berharap Pemenang Pemilu Langsung Pimpin DPR

SELASA, 19 AGUSTUS 2014 | 09:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Budaya menghormati orang yang menang harus ditumbuhsuburkan di Indonesia. Makanya, penghargaan karena sudah memenangkan sebuah pertandingan layak diberikan kepada sang juara.

"Kita berharap sebenarnya UU yang lama masih berlaku karena ada sebuah penghargaan kepada partai pemenang dan itu sudah dilakukan pada periode sebelumnya," tegas Sekjen DPP Partai Nasdem, Rio Capella kepada Rakyat Merdeka Online (Selasa, 19/8).

"Membangun budaya menghargai orang menang itu penting. Jangan kemudian akal-akalan hanya untuk kepentingan sesaat, lalu UU diubah hanya karena mayoritas. Jangan seperti itu supaya ada juga kepastian hukum," sambung Rio.


Rio mengungkapkan itu saat ditanya soal kemungkinan pemilihan pimpinan DPR secara voting berdasarkan UU 27/2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) yang telah direvisi. Salah satu yang direvisi di UU tersebut adalah posisi Ketua DPR yang tidak otomatis diberikan kepada partai pemenang pemilu.

Sebelum UU MD3  direvisi, mekanisme pemilihan pimpinan DPR yang terdiri dari satu ketua dan empat orang wakil ketua ditetapkan secara otomatis untuk lima partai peraih kursi terbanyak di DPR. Namun setalah UU MD3 direvisi, mekanisme pemilihan pimpinan DPR dilakukan lewat pemilihan langsung oleh seluruh anggota DPR terpilih lewat sistem paket.

Namun saat ini UU tersebut sedang diuji materi ke Mahkamah Konstitusi. Karena itu, Rio menegaskan, pihaknya belum membahas soal tersebut.  "Kan masih di uji materi. Jadi kita tunggu saja. Sebagai partai baru, kita akan ikut keputusan MK. Kita tidak bisa menolak," tandasnya.

Partai-partai pengusung Jokowi-JK, PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura, juga belum pernah membicarakan hal tersebut. "Kita belum membicarakan siapa yang akan diusulkan. Belum ada pembicaraan," tandas Rio.

Revisi tersebut buah kerja sama partai-partai pengusung Prabowo-Hatta, yang memang mayoritas di parlemen. Yaitu, Gerindra, Golkar, PAN, PKS, dan PPP. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya