anas urbaningrum dan marzuki alie/net
Rahasia pertemuan antara M. Nazaruddin dengan Ketua DPR RI, Marzuki Alie menjelang 'pelarian' Nazar ke Singapura mulai terkuak.
Bekas Tenaga Ahli Nazaruddin di DPR, Nuril Anwar, membeberkan fakta tersebut dalam sidang kasus Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (18/8).
Nuril menegaskan hubungan antara bekas atasannya dengan Marzuki sudah sangat dekat pasca Kongres Demokrat. Nazar, saat itu menjabat sebagai bendahara umum Partai Demokrat.
"Pada saat (Nazar) jadi bendum, dia sangat nyambung dengan Marzuki Alie, sudah dapat
cemistry-nya," ulas Nuril Anwar.
Nazar, kata Nuril lagi, bahkan sebelum kabur ke Singapura pada 23 Mei 2011 lalu, sempat bertemu dengan Marzuki Alie.
"Pada saat Rosa ditangkap, dia (Nazar) gusar dan memutuskan menghadap Marzuki Alie sore-sore, jam 3-an sampai sore. Berangkatnya Isya-lah," terangnya.
Nuril yang ikut hadir dalam pertemuan antara tersebut mendengar atasannya mengancam akan menyeret Partai Demokrat jika tidak dibantu.
"Dia bercertia kalau saya tidak dibantu Partai Demokrat akan saya hancurkan. Dan yang sangat pasang badan itu Pak Marzuki Alie. Dia (Nazar) bilang memang yang mem-
back up itu Pak Marzuki Alie," kata Nuril yang kesehariannya selalu menemani Nazar.
Setelah Nazar pergi ke Singapura, Nuril masih berhubungan baik lewat telepon maupun
Blackberry Messenger (BBM). Dari percakapan telepon, Nazar ingin membuat skenario untuk menjatuhkan Anas dari posisi ketua umum dan menjadikan Marzuki Alie sebagai gantinya.
"Dia sampaikan, Ril (Nuril) pak Anas sudah tidak komit. Jadi kita adakan KLB (Kongres Luar Biasa). Dia mau Marzuki Alie menjadi ketum dan saya dijanjikan posisi penting di partai," beber Nuril.
Anas yang mendengar kesaksian Nuril langsung mengaitkan rencana makar Nazar dengan agenda Rakernas Partai Demokrat di Sentul.
"Menjelang Rakernas, ada beberapa kali serangan dilancarkan ke saya termasuk
skype. Saksi tahu?" tanya Anas ke Nuril.
"Memang skenario busuk ini sudah lama
setting-nya di Singapura. Ketika
skype dengan Iwan Pilliang itu memang sudah dirancang dengan sangat rapi. Itu memang skenario untuk menjatuhkan Mas Anas dari ketum," tandasnya mantap.
[wid]