Kinerja perekonomian Indonesia selama 2009-2013 diklaim relatif cukup baik. Sebab, perekonomian Indonesia tetap tumbuh di tengah krisis global. Bahkan, lebih tinggi dari sejumlah negara maju.
PENCapaian Ekonomi RI itu dipaparkan Presiden SBY saat membacakan Pidato KeÂneÂgaÂraÂan di Gedung Parlemen, SenaÂyan, Jakarta, kemarin.
SBY mengatakan, selama peÂriode 2009-2010, perÂekoÂnomian menghadapi berbagai cobaan seÂperti bencana alam dan pengaruh imbas krisis keuangan global yang terjadi pada 2008. Namun demikian, InÂdonesia mampu menÂjaga stabilitas makro ekoÂnoÂmi deÂngan relatif baik.
“Indonesia mampu mencetak pertumbuhan ekonomi yang reÂlatif tinggi, 2009-2013 rata-rata tumbuh 5,9 persen. Ini jauh leÂbih tinggi dari Amerika Serikat, Eropa dan Jepang pada kurun waktu yang sama,†kata SBY.
SBY mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini teÂngah melambat. Pada seÂmesÂter I-2014, ekonomi hanya tumÂbuh sekitar 5,2 persen. Namun perlu diketahui, pertumbuhan itu meÂnempati urutan tertinggi setelah China di antara neÂgara-negara G 20. PenÂcaÂpaian ekonomi terÂsebut tetap patut diapresiasi. ApaÂlagi, sejumlah negara berÂkembang juga mengÂalami perÂlambatan ekonomi.
Selain pertumbuhan, SBY meÂmaparkan capaian lain di bidang perekonomian. Antara lain, cadangan devisa kini menÂcapai 110,5 miliar dolar AS, volume perdagangan dalam 10 tahun mencapai 400 miliar dolar AS, dan investasi dalam 10 tahun terakhir mencapai Rp 2.296,6 triliun.
“Dalam waktu 10 tahun, penÂdapatan per kapita juga naik 3,5 kali menjadi Rp 36,6 juta pada 2013. Kita patut berÂsyuÂkur,†ucap SBY.
Menko Perekonomian ChaiÂrul Tanjung menerangkan, ekoÂnomi Indonesia dipaksa meÂlamÂbat agar mencapai titik kestaÂbilan di bawah 6 persen. DiperÂkirakan tahun ini perÂtumbuhan ekonomi hanya menÂcapai 5,3 persen.
CT, panggilan akrab Chairul Tanjung mengatakan, dalam kondisi perlambatan, tantangan yang dihadapi pemerintahan baÂru akan lebih berat untuk menÂdorong pertumbuhan.
“Tantangan ke depan sangat beÂrat. Saya harus katakan deÂngÂan situasi geo politik saat ini akan berpengaruh kepada geo economic kita. Tantangannya saÂngat berat. Tidak mudah untuk mempercepat kembali proses perÂtumbuhan ekonomi. Bila perÂtumbuhan ekonomi bisa di atas 5 sampai 6 persen pada 2015 itu sudah cukup bagus,†kata CT.
Selain itu, CT menyebutkan tantangan pemerintah baru, yakÂni membuat ekonomi menÂjadi lebih merata.
Untuk peÂmeÂrintahan sekaÂrang, jelas CT, prioritas utama adalah menjaga staÂbiÂlitas. KhuÂsusnya menekan deÂfisit anggarÂan, neraca perÂdaÂgangan dan neÂraca transaksi berjalan.
“Jangka pendek ini perÂtumÂbuÂhan ekonomi yang sudah diÂcapai harus dijaga. Dalam langÂkah tertentu bisa memÂperÂdalam agar pertumbuhan itu bisa lebih berkualitas dan memÂberikan keÂsejahteraan yang lebih merata,†paparnya.
Ekonom Institute for DeÂvelopment of Economics and Finance (Indef) Enny Sri HarÂtati menilai, tantangan pemeÂrinÂtah adalah menekan jangan samÂpai terjadi peningkatan peÂngÂangguran.
“Jika hanya dengan tumbuh di angka 5,12 persen, sulit bagi pemerintah untuk meng-cover tingkat pengangguran dan meÂnekan tingkat kemiskinan,†kata Enny.
Oleh sebab itu, dia meminta laju pertumbuhan perÂekoÂnoÂmian harus mementingkan kuÂaÂlitas. Artinya, pertumbuhan haÂrus bisa membuka peluang terbukanya laÂpangan pekerjaan baru. ***