Berita

ilsutrasi

Pertahanan

Potensi Kehadiran Kelompok Radikal semakin Tinggi

JUMAT, 15 AGUSTUS 2014 | 09:53 WIB | LAPORAN:

Ada sejumlah hal yang mendorong kelahiran kelompok radikal. Dari sekian banyak faktor, tampaknya faktor sosial ekonomi merupakan penyebab kunci kehadiran kelompok radikal dan kekerasan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan.

Semakin tinggi derajat ketimpangan ekonomi, semakin besar kemungkinan kelompok radikal lahir dan melakukan aksi kekerasan.

Demikian disampaikan dosen hubungan internasional FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Teguh Santosa, dalam Dialog Terbuka Warning ISIS Antara Ideologi Agama Vs Gerakan Politik Global, di Kementerian Agama di Jakarta, Kamis (14/8).


Pembicara lain dalam dialog yang digelar Nusa Institute adalah Kepala Badan Nasional Pemberantasan Terorisme Ansyaad Mbai, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar dan mantan Dubes RI untuk Suriah Muhamamd Muzammil Basyuni.

Teguh juga mengatakan, banyak juga orang-orang yang sudah mapan dan berpendidikan tinggi ikut dalam kelompok radikal karena tidak bisa menerima ketimpangan sosial ekonomi yang dialami sebagian masyarakat.

Dengan asumsi utama ini bukan tidak mungkin peluang kehadiran kelompok radikal di Indonesia di masa mendatang akan semakin besar.

“Dalam satu hingga dua dekade lagi Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk angkatan kerja menjadi dua kali lipat. Artinya, kebutuhan akan lapangan kerja menjadi dua kali lebih besar,” kata dia sambil menekankan ketiadaan lapangan kerja yang memadai dalam arti bisa menjadi sumber kehidupan adalah penyebab kemiskinan.

“Selain lapangan kerja yang perlu disiapkan adalah tenaga kerja terampil karena sejak 2015 warganegara Indonesia akan bersaing dengan warganegara anggota ASEAN lainnya untuk mendapatkan pekerjaan di Indonesia,”sambung Teguh.

Dia berharap pemerintah memperhatikan persoalan ini dan sejak dini menyiapkan strategi pembangunan yang memungkinkan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya