. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan hingga kini belum ada warga yang mengungsi akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Slamet di Jawa Tengah.
Kemarin, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Slamet dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). Peningkatan status seiring peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Slamet dua pekan terakhir.
"Hingga saat ini belum ada pengungsi," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, tadi malam (Selasa, 12/8).
BNPB mengimbau masyarakat sekitar untuk tenang dan tidak terpancing dengan isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Meskipun dalam sejarah letusan Gunung Slamet belum pernah terjadi erupsi yang besar, namun kesiapsiagaan masyarakat dan pemda tetap terus ditingkatkan.
BNPB bergerak cepat merespon peningkatan status Gunung Slamet ini. Sutopo memaparkan Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan jajaran BNPB dan BPBD agar menyempurnakan rencana kontinjensi erupsi Gunung Slamet yang merupakan gunung berapi terbesar di Jawa Tengah dan terbesar kedua di pulau Jawa.
Beberapa upaya yang sudah dilakukan BPBD Jawa Tengah adalah memerintahkan Kepala BPBD Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal dan Purbalingga agar mengumpulkan camat dan lurah untuk melakukan koordinasi.
"Stok logistik dan masker di BPBD Jateng besok pagi akan dikirimkan ke lokasi," pungkas Sutopo, yang mendapat penghargaan Democracy Award 2014 kategori Public Campaigner dari
Rakyat Merdeka Online.
Status Gunung Slamet ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) oleh PVMBG terhitung sejak kemarin pukul 10.00 WIB. Aktivitas vulkanik Gunung Slamet menunjukkan adanya peningkatan kegempaan, suhu air panas dan secara visual teramati letusan yang mengeluarkan semburan, serta luncuran lava pijar hingga 1,5 km ke arah barat daya yang disertai suara dentuman dari arah gunung.
Sejak 1-12 Agustus 2014 telah terjadi 478 kali gempa letusan atau 43 kali per hari, 5.070 kali gempa hembusan atau rata-rata 456 kejadian per hari. Suhu di mata air Sicaya juga menunjukkan peningkatan, terukur 61,7 - 62,3 derajat celsius.
Gunung Slamet yang berada pada ketinggian 3.428 meter di atas permukaan air laut berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang. Potensi bahaya erupsi Gunung Slamet tercatat berada di radius 4 km dari pusat erupsi yang menghasilkan material berukuran abu hingga lapili berukuran 1-4 cm, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Sedangkan material abu vulkanik dapat mencapai jarak 10 km atau lebih tergantung pada arah angin. Erupsi yang menghasilkan aliran lava dan awanpanas berpotensi terjadi di radius 4 km.
[dem]