Berita

ilustrasi/net

Bisnis

PLN Harus Bijak Sikapi Harga Jual Solar Pertamina

SELASA, 12 AGUSTUS 2014 | 23:02 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. PT PLN (persero) harus segera mencari pemasok solar selain dari PT Pertamina (persero) jika tidak sepakat dengan harga jual yang ditawarkan perusahaan minyak pelat merah itu. Nyatanya, selama ini PLN tidak 100 persen membeli solar untuk pembangkit listriknya dari Pertamina.

Demikian disampaikan Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria, menanggapi polemik pengurangan pasokan solar sebanyak 50% kepada pembangkit listrik di seluruh Indonesia sejak 10 Agustus lalu. Pengurangan ditempuh karena PLN belum sepenuhnya membayar solar yang telah mereka terima dari Pertamina.

PLN, kata Sofyano, hendaknya tidak hanya siap menanggung semua konsekuensi dari langkah yang ditempuh Pertamina, termasuk risiko kekurangan pasokan dan pemadaman listrik.


"Ini bukan solusi yang bijak dan bukan solusi yang cerdas," imbuhnya.

Menurut dia jika nanti ada pemadaman listrik akibat pengurangan pasokan solar oleh Pertamina, sangat mungkin publik akan menuduhkan kesalahan kepada Pertamina, bukan kepada PLN. Oleh karenanya, hal ini harus dihindari oleh PLN.

Selain itu, katanya lagi, PLN sebagai BUMN energi yang memonopoli penyediaan listrik bagi rakyat harus bijak menyikapi polemik harga jual beli solar dengan Pertamina dengan mementingkan keberpihakan kepada masyarakat dengan menjamin ketersediaan listrik.

"Meski ada masalah dengan Pertamina, PLN harus berani menjamin hal itu tidak berdampak terhadap masyarakat dan menjamin tidak akan ada pemadaman listrik di masyarakat. Ini akan dinilai publik bahwa PLN selalu bersikap profesional," paparnya.

Dikatakan lebih lanjut oleh Sofyano, PLN sebaiknya tidak bersikap ngotot dengan berkorban demi kepentingan masyarakat banyak dengan bersedia mengurangi perolehan laba usaha dengan membeli solar dari Pertamina. Setidaknya dengan harga yang sesuai dengan hasil audit BPKP.

"Apalagi hasil audit harga solar oleh BPKP adalah atas permintaan PLN sendiri. Jadi seharusnya PLN konsekuan dengan itu," pungkas Sofyano.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya