Berita

patrialis akbar/net

Hukum

PILPRES 2014

Kuasa Hukum Sayangkan Ulah Hakim MK

SABTU, 09 AGUSTUS 2014 | 01:04 WIB | LAPORAN:

Kuasa hukum pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kecewa dengan sikap hakim Mahkamah Konstitusi yang melecehkan beberapa saksinya dalam sidang kedua Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2014.

"Orang yang bersaksi di persidangan yang besar seperti ini, cukup banyak yang grogi," kata Maqdir Ismail selaku tim kuasa hukum di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat malam (8/8).

Maqdir berujar bahwa ada beberapa sikap dan pernyataan saksi dari pihak Prabowo-Hatta yang memberikan keterangan berbeda pada
sidang lanjutan kali ini karena grogi. Hal itu menurutnya sangat berbeda bila dibandingkan ketika dirinya berkomunikasi dengan para saksi sebelumnya.

sidang lanjutan kali ini karena grogi. Hal itu menurutnya sangat berbeda bila dibandingkan ketika dirinya berkomunikasi dengan para saksi sebelumnya.

"Kami sudah ajak bicara, ini berbeda dengan yang diterangkan. Kami sering berembuk dengan mereka (saksi). Apalagi diledek-ledek karena sudah terbiasa dengan bahasa Jawanya,
ketika diledek, jadi blank dia. Mustinya tidak itu yang dilakukan, seharusnya dituntun seperti apa," jelas Maqdir.

Dia menambahkan, apa yang telah diterangkan para saksi pemohon akan diperkuat dengan sejumlah bukti tertulis nantinya.

"Kami tidak akan mengajukan bukti tertulis itu
kalau tidak ada. Bagi kami, keterangan saksi ini untuk menguatkan bukti-bukti tertulis yang kami miliki," tandas Maqdir.

Diketahui, dalam sidang, saksi dari Prabowo-Hatta asal Demak, Ahmad Gufron sempat mengucapkan "Njeh" dalam bahasa Jawa.

Mendapati kalimat itu, hakim konstitusi Ahmad Fadil Sumadi menanggapi dengan kata-kata yang melecehkan. "Ini Jakarta om," katanya sembari tertawa lepas.

Tak ketinggalan, hakim konstitusi Patrialis Akbar juga ikut-ikutan meledek salah satu saksi asal Jakarta Utara bernama Slamet.

"Slamet itu yang pertama sampai ke bulan ya," seloroh mantan Menteri Hukum dan HAM ini. [why]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya