Berita

Jika Komisioner KPU Dipecat, Semakin Menguatkan Adanya Pelanggaran Pemilu

RABU, 06 AGUSTUS 2014 | 23:46 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dalam materi gugatannya, tim advokasi Prabowo-Hatta menyebutkan ada dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh panitia penyelenggara Pemilu. Selain menunggu hasil persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK), publik juga menanti pembuktian dugaan pelanggaran yang dilakukan KPU dalam sidang etik yang akan dilaksanakan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada 8, 11, dan 12 Agusutus 2014 mendatang.

Menurut pengamat politik, Jajat Nurjaman, keputusan hasil akhir dari pemilihan presiden tetap ada di tangan MK. Namun, hasil dari sidang DKPP juga sangat penting. Pasalnya, masyarakat juga dapat menilai bagaimana kinerja dari petugas KPU itu sendiri selama proses pemilihan berlangsung.

“Pemilihan Presiden merupakan hajat bersama rakyat Indonesia. Sangat disayangkan jika masih ada pihak-pihak yang telah keluar dari koridor aturan yang telah ditetapkan. Sebagaimana kita ketahui KPU merupakan lembaga penyelenggara resmi yang telah diatur dalam undang-undang,” ujar Jajat (Rabu, 6/8).


Proses persidangan yang dilaksanakan oleh DKPP biasanya dapat berlangsung lebih cepat dari waktu persidangan MK. Sehingga, apabila ternyata ada komisioner KPU terbukti secara sah melakukan pelanggaran pemilu, sanksi yang paling berat adalah pemecatan. Itu memperkuat dugaan adanya pelanggaran dalam pilpres 2014 yang terstruktur, sistematis dan massif seperti dugaan tim advokasi Prabowo-Hatta yang diajukan ke MK.

“Lembaga-lembaga negara tersebut seharusnya bebas dari intervensi pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Jika hal seperti ini masih dibiarkan, maka harus kemana lagi rakyat Indonesia akan percaya?,” tegas Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) ini.

Jika hak konstitusional setiap warga negara Indonesia dijadikan bahan taruhan besar oleh para oknum pemain kotor Komisioner KPU, itu akan berakibat fatal bagi penyelenggaraan pemilu kedepannya.

"Pasalnya, Pemilu merupakan salah satu ujian dan wujud nyata karakter dari bangsa Indonesia yang sesungguhnya, sehingga sikap penyelengaraan pemilu (KPU) akan sangat menentukan bagaimana wujud demokrasi yang sesungguhnya di Indonesia," tutup Jajat. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya