Berita

Hukum

Rachmawati Desak KPK Dalami Masalah Megawati dan BLBI

RABU, 06 AGUSTUS 2014 | 17:21 WIB | LAPORAN:

Politisi senior Rachmawati Soekarnoputri mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi menuntaskan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), meski kasus tersebut diduga melibatkan kakak kandungnya Megawati Soekarnoputri.

"Tidak apa-apa, jangan tebang pilih. (BLBI) Itu kalau diproses bagus. Saya imbau kalau memang ada persoalan hukum ya silahkan dikejar," kata Rachma saat jumpa pers di kediamannya, Jalan Jati Padang Raya 54A, Pasar Minggu, Jakarta (Rabu, 6/8).

Dia meyakini bila kasus tersebut diusut tuntas oleh KPK, bisa dipastikan bakal membongkar pihak-pihak lain yang ikut terlibat. Sebab, para pengemplang BLBI telah menyebabkan kerugian negara sekitar Rp 600 triliun.


"(KPK) proses dong kalau memang ada persoalan Mega soal BLBI. Rakyat akan salut dengan KPK," tegas Rachma yang juga pendiri Partai Pelopor.

Diketahui, KPK tengah melakukan penyelidikan terkait penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) untuk beberapa obligator BLBI.

SKL itu dikeluarkan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2002. Kala itu, Presiden yang menjabat adalah Megawati Soekarnoputri.

KPK telah memintai keterangan dari mantan Menteri BUMN Laksamana Sukardi, serta mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie.

Menurut Laksamana Sukardi, penerbitan SKL merupakan amanat MPR. Melalui ketetapannya, MPR memerintahkan presiden untuk memberikan kepastian hukum kepada para pengemplang dana BLBI.

SKL berisi pemberian jaminan kepastian hukum kepada debitur yang telah menyelesaikan kewajibannya atau tindakan hukum kepada debitor yang tidak menyelesaikan kewajibannya berdasarkan penyelesaian kewajiban pemegang saham. Hal ini dikenal dengan inpres tentang release and discharge. Tercatat beberapa nama konglomerat papan atas seperti Sjamsul Nursalim, The Nin King, dan Bob Hasan yang telah mendapatkan SKL dari pemerintah.[dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya