Berita

jokowi

Tim Transisi jangan Sampai Menjadi Makelar Menteri

RABU, 06 AGUSTUS 2014 | 05:05 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Keberadaan kantor transisi yang dibentuk Joko Widodo dinilai sebagai terobosan baru dalam sejarah transisi kepemimpinan bangsa Indonesia. Proses transisi kepemimpinan nasional memang perlu lebih mendorong prinsip persatuan dan kesatuan bangsa, bukan dengan semangat egosentris dan saling mendeskreditkan satu sama lain.

Penilaian itu disampaikan analis ekonomi dan politik dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga, dalam keterangan persnya (Rabu, 6/8).

Karena itu, keberadaan kantor transisi benar-benar ini diperuntukkan untuk mempersiapkan hal-hal strategis yang berkaitan dengan perencanaan 2015, dan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan implementasi visi dan misi yang tertuang dalam sembilan program nyata Jokowi-JK. Seperti program-program prioritas bisa dipercepat, misalnya Kartu Indonesia Sehat atau Kartu Indonesia Pintar.


"Kantor transisi jangan disalahgunakan oleh oknum orang-orang dekat atau partai pendukung Jokowi-JK untuk melakukan lobby politik mendapatkan jabatan menteri," tegasnya.

Menurutnya, apabila disalahgunakan, “ruh” dari keberadaan kantor transisi, publik akan apatis terhadap. Makanya, Jokowi perlu mengingatkan kepada para seluruh pengurus kantor tersebut agar tidak menjadi “makelar menteri”.

"Bukan tidak bisa politik uang akan mengalir ke kantor tersebut, apabila kantor tersebut tidak dibentengi dengan regulasi dan aturan yang ketat. Jokowi dan JK harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara gradual agar tidak ada penyalahgunaan terhadap eksistensi kantor transisi tersebut," tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi membentuk Kantor Transisi, yang dikepalai Rini M. Soemarmo. Rini didampingi empat deputi. Yaitu, Andi Widjajanto, Hasto Kristiyanto, Anies Baswedan dan Akbar Faizal. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya