Berita

Isu ISIS Dimanfaatkan untuk Raih Posisi Menteri?

RABU, 06 AGUSTUS 2014 | 04:12 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Heboh soal keberadaan Islamic State of Irak and Syam/Syiria alias ISIS di Indonesia mencuat setelah pelaksanaan Pemilihan Presiden 2014. Isu tersebut ditabuh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai.

Karena itu, ditengarai ada kepentingan politik praktis dibalik itu tersebut.

"Momennya setelah pilpres saat mana menunggu susunan kabinet baru, tentu dengan fokus kebijakan keamanan baru. Tembakannya ialah supaya duduk menteri yang akan bertanggung jawab menanggulangi isu terorisme ISIS," ujar Direktur The Indonesia Reform Syahrul E. Dasopang (Selasa, 5/8).

Soal benar tidaknya ancaman ISIS buat Indonesia, menurutnya, itu tidak penting. Yang penting adalah bagaimana menggiring opini supaya ke depan pemerintahan yang terbentuk mempunyai tendensi anti Islam politik yang kuat dengan pejabat yang relevan dengan tendensi tersebut.

"Isu ISIS ini juga dapat digunakan menjadi pembelahan politik, baik di dalam internal pemerintah maupun di tingkat masyarakat. Pendeknya, isu ISIS hanya alat pecah belah bagi kaum Muslimin," beber Syahrul.

Untuk menangkis isu tersebut, bebernya, digunakan strategi gelap dilawan dengan terang. Maksudnya ialah, jika isu ISIS ini masih gelap, harus diungkap seterang-terangnya apa itu ISIS, apa kaitannya dengan Islam, apa dampaknya bagi Indonesia, mengapa ISIS ditolak atau diterima, kepentingan apa di balik ISIS, apa dasar berdirinya ISIS, sejarah berdirinya ISIS, keburukan dan kebaikannya.

"Pendeknya isu menjadi ditimbang dengan akal sehat sejernih-jernihnya, supaya masyarakat tidak meresponnya dengan kalap. Sebab kondisi kalap itulah yang ditunggu oleh pelempar isu ISIS supaya mereka dapat menguasai masyarakat," demikian Syahrul, yang juga mantan Ketua Umum PB HMI ini. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

UPDATE

Indonesia Butuh Banyak Dokter Spesialis Jantung

Jumat, 01 November 2024 | 19:59

Pembangunan Tol Jagoratu 2025 Diyakini Tingkatkan Kunjungan Pariwisata dan Ekonomi Sukabumi

Jumat, 01 November 2024 | 19:49

Polisi Geledah Kementerian Komdigi

Jumat, 01 November 2024 | 19:34

Fraksi PKS Dorong Perubahan RUU Perikanan dan UU Kelautan

Jumat, 01 November 2024 | 19:30

Suswono Jangan Recoki Parpol Lain

Jumat, 01 November 2024 | 19:23

Prabowo Makan Malam dengan Ridwan Kamil, Pengamat: Bentuk Nyata Dukungan

Jumat, 01 November 2024 | 18:30

Polres Sukabumi Tangkap Gunawan "Sadbor" Terkait Judi Online

Jumat, 01 November 2024 | 18:06

Halal Kulture Market Potensi Lahirkan Ekosistem Muslim Muda

Jumat, 01 November 2024 | 18:02

Aji Assul Diingatkan untuk Konsisten Melawan Rezim Matakali

Jumat, 01 November 2024 | 17:52

Israel Bombardir Kamp Pengungsi Gaza Tengah, 47 Tewas

Jumat, 01 November 2024 | 17:35

Selengkapnya