Berita

Hukum

KORUPSI PENCETAKAN UANG

KPK Siap Ungkap Info Wikileaks Bersama Australia

JUMAT, 01 AGUSTUS 2014 | 13:35 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menunggu informasi dan data awal dari pihak Australia terkait adanya dugaan keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri dalam dugaan korupsi pencetakan uang yang nilainya mencapai jutaan dolar AS.

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto menyatakan pihaknya juga akan mempelajari dan mengkaji sumber informasi yang menyebutkan soal itu. Adapun informasi tersebut sebelumnya dikeluarkan oleh Wikileaks dan disadur kemudian diberitakan ulang oleh portal Sindonews.com.

"Pada konteks sinyalemen yang kini berkembang, KPK akan mempelajari dan mengkaji informasi yang berkembang dan kemudian akan mengambil langkah hukum yang tepat sesuai pokok masalah‎," terang pria yang biasa disapa BW ini melalui pesan singkatnya, Jumat (1/8).


Kasus ini diduga melibatkan otoritas perbankan dan perusahaan percetakan uang negara Australia dengan sejumlah pejabat negara di Asia Tenggara.‎ Kata BW, jika benar itu terjadi, maka pihaknya juga akan melakukan kerjasama dengan penegak hukum Australia guna menuntaskannya.

"KPK sendiri pernah berkomunikasi dengan AFP (Australia Federation Police) untuk membangun kerja sama yang lebih serius di bidang penegakan hukum, khususnya dalam pertukaran data dan informasi dalam kasus-kasus yang menyangkut tindak pidana korupsi," tandas bekas Ketua YLBHI itu.

Seperti diketahui, situs Wikileaks yang dikutip media online nasional Sindonews.com menyebutkan, ada dugaan keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam korupsi pencetakan uang tersebut. SBY lalu membantah informasi ini. Demikian juga dengan Pemerintah Australia yang menyatakan SBY tidak terlibat.[wid]



Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya