Asiz (37), ayah dari Hadika, anak perempuan usia 11 tahun yang tewas saat ikut berdesak-desakan saat pembagian sedekah di rumah Jusuf Kalla, kemarin, tidak mampu menyembunyikan rasa sedihnya.
Meski demikian, Asiz sudah merasa ikhlas.
"Saya baru tahu Hadika meninggal waktu itu saya ditelepon, tapi saya sempat tidak percaya. Makanya saya langsung ke rumah," kata Asiz seperti diberitakan JPNN, Rabu (30/7).
Sementara itu, kakek korban, Dg Udu, mengaku sudah merasakan firasat sehari sebelumnya. Dia mengaku sempat tiba-tiba teringat cucunya dan menangis.
"Tak biasanya saya sering kangen sama Hadika. Tapi saat lebaran, sering sekali pikirkan cucuku itu. Setiap kali saya mengingatnya, air mata saya langsung menetes," ujarnya.
Hadika tewas saat ikut berdesak-desakan bersama ribuan warga Kota Makassar yang memadati kediaman calon wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla (JK) di Jalan Haji Bau, Makassar kemarin.
Warga menyerbu kediaman JK karena ada pembagian sedekah berupa makanan dan uang Rp 50 ribu per orang. Hadika dikabarkan tewas saat di rumah sakit setelah sebelumnya tidak sadarkan diri.
JK sendiri mengaku bersedih dan berduka cita. Apalagi setelah ia tahu niat utama anak itu hanya untuk bertemu dengan dirinya, bukan untuk mengambil sedekah yang bernilai Rp 50 ribu.
JK sebagai penyelenggara kegiatan mengaku tidak tahu bahwa warga yang datang bisa mencapai 10 ribu orang, dari yang biasanya tiap tahun sekitar dua ribu orang.
[ald]