Berita

Nusantara

Sutopo: Perlu Penegakan Hukum Atasi Karlahut

RABU, 23 JULI 2014 | 16:50 WIB | LAPORAN:

Kawasan provinsi Sumatera kembali diselimuti kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (kalarhut).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, lebih dari 70 persen kebakaran terjadi di luar kawasan hutan. Penyebabnya 99 persen adalah disengaja atau akibat ulah manusia.

"Dampak yang ditimbulkan akibat karhutla tentu sangat besar," jelas Sutopo dalam keterangannya, Rabu (23/7).


Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua pada hari ini, urai dia, tercatat 286 hotspot di Sumatera, di mana 160 hotspot di antaranya ada di Riau. Yaitu di Rohil 94, enam di Rohul, empat di Inhil, 16 di Pelalawan, 12 di Inhu, delapan di Bengkalis, sembilan di Dumai, tujuh di Kuansing, dua di Kampar, dan dua di Siak.

"Jarak pandang di Pelalawan dua km dan Rengat lima km karena terhalang oleh asap," ujarnya lagi.

Menurut Polda Riau dan Bareskrim Polri, jelas Sotopo, rata-rata motif pembakaran di kebun pribadi adalah alasan ekonomi. Ada juga yang disuruh pemilik lahan dengan upah Rp 500 ribu - Rp 750 ribu untuk lahan rata-rata seluas 10 hektar. Pembakaran ini dilakukan oleh kelompok yang terorganisir dalam bentuk koperasi dengan memanfaatkan konflik penguasa adat dan pemerintah.

Diakui Sutopo, umumnya perusahaan tidak ada yang mengakui membakar dan tidak mampu menangani kebakaran di arealnya karena minim peralatan.

"Sedangkan modusnya, areal yang dibakar jauh dari permukiman karena lemahnya pengawasan," bebernya.

Pembakaran dilakukan saat musim kering dengan menggunakan ban bekas dipotong-potong diberi minyak lalu dibakar. Setelah dibakar lalu ditinggalkan.

"Waktu membakar pagi hingga sore hari. Kelompok yang membakar melalui koperasi bekerjasama dengan “Batin” (Kepala Adat) dan Lurah," lanjutnya.

Kemudian Lurah mengeluarkan Surat Keterangan Tanah (SKT) di mana masing-masing anggota koperasi akan memperoleh dua hektar.

"Dengan kondisi seperti itu tentu Pemda harusnya dapat mencegah karlahut di wilayahnya," pintanya.[wid]  

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya