Berita

ari junaedi

Pilpres 2014 Tak Hanya Persaingan Capres

SENIN, 21 JULI 2014 | 22:04 WIB | LAPORAN:

Persaingan Pemilihan Presiden kali ini tak hanya  diwarnai oleh 'persaingan sengit' antara tim sukses tapi juga 'perang polling' antar lembaga survei.  Karena sebelum dan sesudah pemilihan, publik disuguhkan dengan perang polling antar lembaga survei.  

Lembaga survei seperti LSN, Puskaptis dan IRC selalu mengunggulkan Prabowo - Hatta. Sebaliknya lembaga seperti Charta Politika, Cyrus Network, CSIS, Polltracking, LSI, IPI, SMRC, LIPI, Alvara bahkan Litbang Kompas "menjagokan" duet Jokowi-JK.

"Semua mengklaim surveinya paling tepat dankredibel," kata ungkap pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ari Junaedi Senin (21/7).


Tapi, kata Ari,  akhirnya waktu juga yang membuktikan, siapa yang prediksinya sahih dan mana yang asal-asalan atau abal-abal berdasarkan pesanan. Prediksi Charta tepat. Begitu juga dengan hasil hitung cepat yang dilansir lembaga survei seperti CSIS, Litbang Kompas, RRI, Cyrus, Indikator Politik Indonesia, LSI, Lingkaran Survei Indonesia, Polltracking dan Populi Center, tak jauh beda dengan hasil pantauan situs kawalpemilu.org serta real count KPU.

"Akhirnya publik pun terbuka matanya, mana lembaga survei yang kredibel dan tak kredibel," kata Ari.

Apalagi, kata Ari,  setelah Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), melakukan audit dan menyatakan lembaga survei yang memenangkan Jokowi-JK dalam hitung cepatnya, tidak ada masalah dengan data serta metodologinya. Justru lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta, enggan diaudit.

Ini semakin membuat publik curiga. Kian dikuatkan lagi dengan real count KPU, dimana Jokowi-JK juga leading dalam perolehan suara, mengungguli Prabowo-Hatta dengan angka yang sebenarnya tak jauh beda dengan prediksi Charta maupun hasil quick count beberapa lembaga survei."Ini membuktikan, siapa yang abal-abal dan kredibel," kata dia.

Publik pun, pada akhirnya mengetahui lembaga survei mana yang menggadaikan kaidah ilmiah demi sebuah kepentingan politik atau iming-iming fulus dan lembaga yang taat terhadap kaidah ilmiah dalam surveinya.

"Jadi mana survei yang dikerjakan secara asal-asalan apalagi oleh lembaga jajak pendapat abal-abal, akhirnya diketahui sudah,"kata Ari.

Bila survei dikerjakan dengan benar, sesuai kaidah ilmiah, prediksinya akan mendekati kebenaran. Charta misalnya, memprediksikan keunggulan Jokowi-JK selisihnya antara rentang 4-8 persen, kini jadi kenyataan. Pun hasil quick count, diluar lembaga yang memenangkan Prabowo-Hatta, hasilnya tak jauh berbeda dengan hasil real count KPU.

Seperti diketahui, pada 8 Juli 2014, sehari menjelang pemilihan Presiden, Charta Politika, melansir survei terbarunya. Dalam sigi terbarunya, Charta memprediksikan Jokowi-Jusuf Kalla, bakal memenangi pemilihan Presiden. Saat itu, Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya memperkirakan Jokowi-JK bakal unggul dengan selisih 4 hingga 8 persen.

Dalam hasil surveinya, Charta mencatatkan elektabilitas Jokowi-JK mencapai  49,2 persen. Sementara Prabowo-Hatta hanya 45,1 persen.  Sisanya 5,7 persen belum menentukan pilihan atau menjawab tidak tahu. Maka, jika prediksi Jokowi unggul dengan selisih 4 persen, hasil akhir kemungkinan 53 persenan. Prediksi itu, makin mendekati kenyataan.

Prediksi Charta pun tak meleset, Jokowi-JK selangkah lagi dipastikan keluar jadi pemenang. Apalagi kemudian dikuatkan dengan hasil quick count yang dilansir beberapa lembaga survei. Meski ada beberapa lembaga yang mengeluarkan hasil berbeda. Tapi, secara sebagian besar lembaga survei haqul yakin, Jokowi-JK bakal menang. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya