Berita

Muliawan Margadana

Politik

ISKA: Luka Batin Bangsa Akibat Pilpres Perlu Disembuhkan

SENIN, 21 JULI 2014 | 03:50 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Stigma yang menyebabkan luka batin bangsa Indonesia akibat Pilpres 2014 harus dicabut meski terasa sakit agar bangsa Indonesia dapat berdamai dengan masa lalunya. Penyebutan keturunan Tionghoa, beragama Katolik, pemberhentian tidak hormat, pelanggaran HAM, Perang Badar, dan PKI merupakan beberapa penyebutan yang muncul dalam pilpres lalu yang bisa menjadi luka batin bangsa ini kedepan.

Demikian ditegaskan oleh Ketua Umum Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Muliawan Margadana, dalam penutup rapat kerja pengurus baru ISKA 2013 -2017 di Wisma Samadi, Jakarta (Minggu, 20/7). Menurut Muliawan, penyembuhan bangsa dari luka batin ini harus dilakukan bersama-sama seluruh komponen tanpa memandang agama, suku, ras, kelompok ataupun partai.

"Kita tidak mungkin menjadi bangsa besar, sekalipun semua pemimpin bangsa menghendaki dan menyuarakannya jika luka-luka batin ini tidak disembuhkan terlebih dahulu," katanya.


Menurut dia para pimpinan bangsa dan calon pemimpin bangsa masa depan perlu melihat Pilpres sebagai bagian dari demokrasi dan proses mendewasakan diri menjadi bangsa yang disegani mengingat proses itu dilihat oleh dunia internasional. Para kandidat capres dan cawapres harus diposisikan sebagai kader terbaik bangsa yang memiliki tujuan mulia untuk memenuhi tujuan berbangsa dan bernegara, sehingga tidak boleh ada sebutan kata menang atau kalah.

"Sebab pada hakekatnya pencalonan ini adalah upaya mengabdi bagi bangsa," tekannya.

ISKA, kata Muliawan, meminta agar kedua kandidat capres-cawapres dan lembaga Negara untuk menempatkan semua tindakannya dengan berlandaskan konstitusi. ISKA juga berharap TNI dan Polri profesional dalam bertindak dan mengutamakan kepentingan bangsa sebagai dasar dari semua tindakannya.

Semua komponen bangsa, lanjutnya, perlu bersatu padu kembali untuk menerima keputusan Pilpres dan mendukung Presiden-Wakil Presiden terpilih sebagai pilhan rakyat, untuk selanjutnya membangun pemerintahan yang kuat dan efektif serta menjaga Demokrasi yang berlandaskan Pancasila dengan baik. Adalah kewajiban semua pihak untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, karena perpecahan yang tidak perlu akan menimbulkan luka batin baru dan membuat semua energi bangsa terserap percuma.

"Biarlah Pilpres ini menjadi titik kebangkitan semangat kekeluargaan dan gotong royong menuju bangsa yang besar dan semakin disegani," katanya.

"Bangsa ini memerlukan pemimpin bangsa yang berintegritas, satu kata dan perbuatan serta bersuri-tauladan. Para pemimpin bangsa sekarang harus belajar kembali dari para pendiri bangsa seperti Jenderal Sudirman, Agus Salim, Sri Sultan HBIX, Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain. Saya yakin mereka memiliki ambisi pribadi, tetapi mereka mengabaikannya demi masa depan bangsa," sambung Muliawan. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya