Berita

Nusantara

Petani Karawang Adukan Polisi ke PBHI

MINGGU, 13 JULI 2014 | 18:20 WIB | LAPORAN:

Kehidupan petani Teluk Jambe Karawang kian tragis dan memprihatinkan pasca konflik berdarah 24 Juni 2014 lalu. Para petani yang tanahnya diklaim sepihak oleh PT. Sumber Air Mas Pratama (SAMP) dan PT. Agung Podomoro Land (APL) kini hidup di bawah perlakuan intimidasi.

Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Jakarta, Poltak Agustinus Sinaga mengatakan para petani saat ini hidup di bawah tekanan para preman-preman yang sengaja disewa oleh pihak perusahaan.

"Preman-Preman itu melakukan sweeping terhadap petani yang saat ini masih tinggal di tanah mereka sendiri  serta Aparat brimob, yang sampai saat ini masih saja menjaga tanah-tanah milik Petani dan menambah semakin mencekam suasana disana," kata Poltak saat menerima pengaduan warga di kantornya, Minggu (13/7).


Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat tanah-tanah milik petani ini dengan jelas telah dinyatakan bukan objek dalam sengketa. Karenanya, tanah tersebut tak boleh dieksekusi berdasarkan Putusan Ketua Pengadilan Negeri Karawang. Berdasarkan Eksekusi lahan itu sendiri dilakukan sesuai dengan Surat Ketua Muda Perdata MA tanggal 15 Januari 2013 No.04/PAN.2/XII/357SPK/PDT/ 2012 perihal petunjuk pelaksanaan putusan No.160.PK/Pdt/2011.

"Tapi dengan kekuasaan yang bisa dibayar dengan kekuatan Uang dari Pengaruh PT.SAMP dan PT.APL mereka mampu membayar brimob dan para preman untuk menakuti dan kemudian merampas tanah milik para Petani," ulas Poltak.

Dia mengatakan, petani yang tanahnya diklaim pun telah melakukan berbagai cara. Mereka sebelumnya telah melakukan unjuk rasa dan Audiensi langsung di pihak Mabes Polri, Kompolnas, Bupati Karawang serta Pengadilan Karawang, tetapi upaya itu belum membuahkan hasil. "Intimidasi dan perampasan tanah masih saja berlangsung. Petani masih saja dilarang memasuki lahan pertanian/perkebunan miliknya," ungkap Poltak.

Para petani tidak lagi bisa mengelola atau bercocok tanam  lahan Pertanian sebab lahan Pertanian yang dianggap sebagai milik mereka dijaga ketat brimob dan preman yang diduga  bayaran PT SAMP dan PT APL. Kapolri pun diminta harus segera menarik pasukan brimob dari lokasi di Teluk Jambe khusus di Wanasari dan Wanakerrta, sambil menunggu jalannya proses hukum.

"Saya menggarap udah lama sejak dari turunan orang tua saya, tapi tiba-tiba diklaim oleh PT SAM bahkan saya bayar pajak. Harus bagaimana itu. Brimob itu harus ditarik sehingga tidak membuat resah masyarakat," kata warga Wanasari, Raman Barembeg.

Raman bersama puluhan rekannya mendatangi kantor PBHI Jakarta, untuk mengadukan nasib mereka. Mulanya, PT SAMP dan PT APL menginginkan jalan damai dengan warga namun tidak disangka tiba-tiba pada tanggal 24 Juni 2014 datanglah aparat bersenjata lengkap mengusir petani. Merasa tanah tersebut adalah hak miliknya, petani pun melakukan perlawan hingga bentrokan pecah. Warga sebagian besar mengalami luka-luka.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya