Partai Golkar disarankan untuk berpolitik secara terhormat. Kalau memang jagoan yang didukung pada Pilpres 2014 ini kalah, partai tersebut harus siap menjadi oposisi.
"Saya kira itu tidak pantas. Mestinya Golkar harus melatih diri untuk bersikap terhormat. Jangan mau cari enak saja. Mau merapat ke siapa saja yang berkuasa," jelas pengamat politik UIN Jakarta, Zaki Mubarok kepada Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 12/7).
Apalagi dia menjelaskan, rekam jejak Golkar selama di pemerintahan tidak kurang bagus. Hampir tidak ada prestasi yang ditorehkan kader-kader Beringin tersebut. "Untuk memberikan kontribusi juga tidak harus dalam pemerintahan. Bisa juga jadi oposisi," tandasnya.
Pada Pilpres 2014 ini Partai Golkar mendukung Prabowo-Hatta. Namun, beberapa elit partai tersebut sudah mewacanakan akan bergabung ke pemerintahan kalaupun yang keluar sebagai pemenang adalah Jokowi-JK.
Dukungan untuk merapat ke Jokowi-JK misalnya disampaikan kader muda Golkar yang memang sejak awal tidak mendukung Prabowo-Hatta.
"Kita punya visi negara kesejahteraan 2045, maka kita perlu kekuasaan. Itu semua tidak mungkin bisa jalan tanpa bergabung dengan pemerintah yang terpilih," jelas Kabalitbang Golkar, Indra J Piliang.
Apalagi menurutnya, koalisi PDIP tidak cukup kuat untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK. "Maka perlu dukungan Golkar, dan ini bukan hal yang memalukan," tandas Indra, yang sebelumnya peneliti CSIS ini.
[zul]