Kubu Prabowo-Hatta masih berprasangka positif terhadap Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Ketua DPP PAN Saleh P. Daulay menilai, Burhan tidak bermaksud mendeskreditkan Prabowo-Hatta saat mengatakan hasil hitung cepat Pilpres pasti benar.
"Pasalnya, waktu pemilu legislatif sebelumnya, Burhan diminta juga membantu PAN. Tidak mungkin dalam hitungan hari langsung menonjok PAN? Burhan adalah teman saya. Setahu saya, dia tidak seperti itu," ujar Saleh (Sabtu, 12/7).
Saleh menilai pernyataan Burhan bahwa bila hasil hasil surveinya berbeda dengan KPU, maka perhitungan KPU yang salah, tidak disengaja. Namun, Burhan terlalu bersemangat mendukung Jokowi-JK, yang unggul dalam hitung cepat.
"Selain terlalu bersemangat, bisa jadi Burhan merasa bahwa penelitiannya sudah pasti benar dan tidak mungkin salah," sambung Saleh.
Namun, Saleh mengatakan sengketa mengenai kebenaran hasil hitung cepat harus dijadikan pelajaran, terutama bagi lembaga survei yang juga berperan sebagai konsultan politik. Bagaimanapun hasil survei yang dilakukan tim sukses pasti bias dan dipenuhi muatan subjektivitas.
Saleh mengatakan pengalaman sebelumnya menunjukkan banyak hasil survei yang berbeda dengan hitungan manual. Dia mencontohkan perkiraan yang dilakukan lembaga-lembaga survei pada Pemilu Gubernur DKI 2012, banyak yang tidak sesuai hitungan KPU.
Waktu itu, kata Saleh, hampir semua lembaga diam atas kesalahan perkiraan mereka. Hanya LSI Denny JA yang berani mengatakan ada anomali dalam pemilu gubernur itu.
"Faktanya, ada beberapa lembaga yang ketika itu salah, sekarang juga juga ikut mengklaim kemenangan Jokowi-JK. Karena sudah pernah salah, maka kemungkinan akan salah lagi terbuka lebar," tandasnya.
[zul]