Berita

net

Politik

Margin of Error yang Rendah Tidak Menjamin Hasil Lebih Akurat!

JUMAT, 11 JULI 2014 | 12:20 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Aneh. Masyarakat sedang diarahkan untuk mendewakan hasil quick count. Bahkan, jika hasil KPU kurang sesuai, maka KPU dianggap curang.

Sayangnya, para politisi yang harusnya jadi teladan juga membuat rasa percaya berlebihan kepada hasil quick count. Mereka mendeklarasikan kemenangan bahwa mereka adalah presiden versi quick count. Di media beberapa televisi terjadi perdebatan metodologi bagaimana quick count dilaksanakan. Sebagian lembaga mengklaim bahwa metode mereka yang paling memenuhi kaidah statistik. Sementara lembaga lainnya salah.

Pengajar Metodologi Statistik, Ayat Hidayat atau Hidayat Huang, merasa berkewajiban untuk meluruskan mengenai margin of error karena perdebatan para "ahli" quick count banyak berkisar pada berapa persen margin of error. Penjelasan Hidayat juga sudah ia tuangkan di halaman kompasiana.


Para direktur eksekutif lembaga survei itu mengklaim bahwa ketika margin of error lebih rendah maka hasilnya akan lebih akurat. Ketika margin of error-nya 5 persen maka selisih antara hasil KPU dengan hasil quick count tidak akan melebihi 5 persen.

Menurut Hidayat, Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Margin of error adalah salah satu ukuran tingkat kesalahan sampel atas populasi yang dibatasi oleh peneliti. Margin of error akan berpengaruh terhadap seberapa besar jumlah sampel yang diambil.  

Margin of error tidak berhubungan sama sekali dengan representasi atau keterwakilan basis sampel. Quick count dengan margin of error yang lebih rendah tidak menjamin hasilnya akan lebih akurat dibandingkan dengan margin of error yang lebih tinggi.

"Mengapa? Tentu karena tergantung TPS mana yang dijadikan sampel. Gambaran ekstrimnya, jika sampel yang diambil adalah sebagian besar TPS di Jawa Tengah maka sudah tentu pemenangnya adalah nomor 2. Sebaliknya jika yang diambil adalah di Jawa Barat, maka tentunya nomor 1 pemenangnya," kata Hidayat.

Quick count adalah hasil perhitungan dari dua ribuan TPS yang dijadikan sampel yang diambil dari 479 ribuan populasi TPS. Quick count adalah hasil sebagian bukan keseluruhan. Tidak mengherankan jika muncul beragam hasil quick count di tengah-tengah ketidaknetralan media dan lembaga survei. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya