Kalangan dunia usaha berharap pemilihan presiden 2014 berlangsung demokratis dan ditunjang oleh partisipasi pemilih yang signifikan. Oleh karena itu seluruh warga negara yang telah memiliki hak pilih diimbau untuk menggunakan hak pilihnya pada hari H pencoblosan.
"Memilih dalam pemilu adalah hak yang bisa digunakan atau tidak digunakan. Namun alangkah mubazirnya bila sudah diberikan hak untuk memilih namun tidak dipergunakan," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Raja Sapta Oktohari kepada wartawan di Jakarta (Senin, 7/7).
Pengusaha yang juga promotor tinju muda ini mengingatkan pemilu merupakan awal perubahan menuju Indonesia lebih maju. Oleh karenanya dia tak sependapat dengan anggapan Indonesia tidak mengalami perubahan meski kita ikut pemilu.
"Saya kira ini pangkal dari tidak majunya bangsa ini. Tentu tidak akan ada perubahan siginifikan bagi kemajuan Indonesia bila warga negaranya tidak mau peduli terhadap masa depan bangsa dan negaranya sendiri," imbuhnya.
Menurutnya, argumen siapapun Presiden terpilih tidak berpengaruh terhadap kehidupan pribadinya, karena berusaha, makan dan minum tetap cari sendiri, merupakan alasan yang sangat tidak rasional. Karena kalau direnungkan, semua kebijakan, baik tentang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan politik hasil pemilu.
"Karena pentingnya partisipasi pemilih maka sudah merupakan kewajiban sebagai warga negara untuk datang dan menentukan siapa yang akan menjadi presiden dan wakil presiden untuk lima tahun kedepan. Pada akhirnya proses pemilihan ini tujuannya cuma satu yaitu Indonesia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang," pungkas Okto.
[dem]