Semenjak resmi bercerai dari Ahmad Dhani pada 2008, hari demi hari Maia Estianty dilewati seorang diri. Enam tahun hidup sendirian tak membuat Maia selalu tegar. Meski tak jarang Dhani dan Maia berbagi waktu kebersamaan dengan ketiga putra mereka. Tapi dalam hati kecilnya, dia mulai mengakui kerinduannya untuk bersuami lagi.
“Saya merindukan kehidupan normal, berkumpul sama anak-anak plus suami ya. TaÂpi kan suami belum ada, he..he..he.. Jadi, RaÂmadan sama anak-anak saja,†kata Maia.
“Alhamdulillah puasa hari keempat lancar, bisa buka dan sahur sama anak-anak. Sudah tiga hari, anak-anak di rumah, sahur dan buka bersama. Berkah Ramadhan tahun ini,†lanjutnya.
Tak mau terpojok dengan keÂadaan, wanita asal Surabaya itu mengaku sangat menikmati waktu bersama ketiga anaknya, Al, El dan Dul. Baginya, itu momen yang dirindukannya.
“Semua nggak terencana, tiba-tiba anak-anak pengen ke rumah. Aku tanya ‘keÂnapa pada ke rumah bunda’ meÂreka bilang ayahnya nggak ada di rumah sampai tanggal berapa gitu. Ya sudah dia ke rumah dan kita bareng-baÂreng buÂka puasa dan sahur berÂsama,†ungÂkapnya.
Yang bikin Maia tambah senang, keÂÂtiga jagoÂanÂnya itu beriniÂsiÂaÂtif senÂdiÂri ke ruÂmÂahÂnya tanpa diminta. Bagi wanita keÂlaÂhÂiÂran 27 Januari 1976 itu, hal itu menÂjadi seÂsuatu yang berharga. Maklum, selama ini haÂnya Dul yang tinggal berÂsamanya, semenÂtara Al dan El tinggal di tempat ayahnya, Dhani.
“Tahun lalu nggak kayak sekarang. Anak-anak punya inisiatif ke rumah sendiri. Kami akhirnya sahur bareng,†jelasnya.
Personel duo Maia ini ingin maksimal dalam mengurusi buah hatinya. Dia meÂngaku selalu menyajikan masakan kesukÂaan anak-anaknya.
“Request sih nggak ya, tapi sekarang memang pas lagi ada makanan favorit anak-anak, ayam goreng kesukaannya dari SuraÂbaya, import langsung,†katanya tersenyum.
“Kalau aku sih bukan menu spesial. Kaya tadi pagi bangun, anak-anak ternyata sudah bawa pasukan, teman-temannya. Masak nggak ada di-planning. Pokoknya jalani saja,†tambah Maia.
Meski hanya memiliki waktu sedikit, Maia kadang masih bisa menyempatkan diri melakukan kebiasaan bersama anak-anaknya sambil menunggu waktu berbuÂka puasa.
“Kami
ngabuburit, biasanya nonton film kisah para nabi. Cerita nabi-nabi dikumÂpulkan nonton bareng-bareng. Jadi misalnya kisah Nabi Ibrahim bagaimana gitu,†tambahnya.
Ditambah lagi kelakuan anak bungÂsunya yang buat Maia gemas sekaligus bahagia. SeÂbagai seorang ibu, Maia memaklumi puÂtraÂnya, Dul mulai meÂnunjukkan kekritisannya.
“Alhamdulillah, Dul orangnya ibadah banget. Misalnya gini, Kalau kumur boleh ditelan nggak? Aku banyak diÂbeÂrondong pertanyaan sama Dul. Ya harus terima dicerewetin,†akunya.
Kini, selain mengurus sang buah hati. Maia masih harus fokus dan meÂnunÂtaskan perÂsidangan kasus tabrakan maut yang dialami Dul. Maia bertekad memÂberikan seÂluruh waktunya untuk kepenÂtingan putranya. Dul pun masih harus menjalani perÂsidangan musibah yang dialaminya itu.
“Pengennya sih setelah urusan hukum kelar kepengen pergi sama Dul sebentar. Aku pengennya liburan, tapi belum tahu ke mana,†tandasnya. ***