Berita

jokowi

1 Muharram Hari Santri, Pendekatan Palsu Jokowi

KAMIS, 03 JULI 2014 | 10:42 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Santri Pondok Pesantren Babussalam, Malang, tidak bisa mewakili seluruh santri yang ada di Indonesia. Karena itu, usul kepada Joko Widodo agar menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri dipertanyakan.

"Mereka tidak dapat mewakili seluruh santri di Indonesia. Lagi pula, apa urgensinya," jelas Direktur The Indonesia Reform, Syahrul E. Dasopang kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 3/7).

Karena itu menurutnya, sebenarnya tim yang ada di belakang Jokowi yang punya gagasan menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri. Karena Jokowi sendiri tidak mengerti apa itu santri, baik dalam perspektif kebudayaan Indonesia maupun dalam struktur politik Indonesia.


"Sayangnya Tim Jokowi itu lupa, bahwa trikotomi santri-abangan-priyayi sudah lama tidak relevan dalam alam sosial politik Indonesia mutakhir. Jadi, mereka hendak menggali kuburan Clifford Gertz, pencetus trikotomi itu," jelas alumnus pesantren Al Mashum, Sumatera Utara ini.

Tekad Jokowi menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri bertujuan untuk menyogok moral warga Indonesia yang berlatar pesantren supaya mendukungnya pada Pilpres 2014 ini.

"Karena apa? Belakangan belang politik Jokowi dihiasi orang-orang yang pernah bermasalah terhadap umat Islam, seperti Hendropriyono. Bahkan figur-figur seperti Luhut Panjaitan, James Riady, terlihat jelas oleh umat Islam Indonesia berada sebagai background Jokowi," beber mantan Ketua Umum PB HMI ini.

Secara tak terduga, keberadaan tokoh-tokoh tersebut di belakang Jokowi memunculkan reaksi dari umat Islam Indonesia. Umat Islam Indonesia bangun dari tidur pulasnya. Lalu Tim Jokowi sangat ketakutan dengan bangunnya umat Islam tersebut.

"Satu-satunya cara mereka menghadapi reaksi umat Islam tersebut dengan menampilkan orang-orang seperti Anies Baswedan, Khofifah Indarparawansa, Nusron Wahid, dan sebagainya. Tujuannya untuk mengecoh dan memanipulasi persepsi umat Islam," ungkapnya.

"Tapi anak kecil juga tahu, itu hanya pendekatan palsu. Setelah kekuasaan mereka peroleh, nggak akan ada hari santri," demikian Syahrul. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya