Berita

ilustrasi/net

Dunia

Banyaknya Wanita Lajang Thailand Picu Masalah Demografi

RABU, 02 JULI 2014 | 13:26 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Jumlah pria yang lebih rendah menjadi salah satu penyebab mengapa banyak wanita Thailand yang lajang dan tidak memiliki anak.

Begitu hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Institute for Population and Social Research di Universitas Mahidol Thailand yang dilansir Asia One pada Rabu (2/7).

Dalam penelitian ditemukan, rendahnya jumlah pria terjadi akibat tingkat kematian yang tinggi. Hal itu menyebabkan ketidakseimbangan gender di bursa pernikahan Thailand.


Secara lebih rinci disebutkan, pada tahun 2010, terdapat lebih banyak jumlah perempuan berusia yang berusia 15 hingga 49 tahun, tepatnya ada 782.716 lebih perempuan dibandingkan pria.

Selain itu, menurut salah satu peneliti, Sutthida Chuanwan, preferensi seksual, gaya hidup, serta kepercayaan diri perempuan yang lebih tinggi dalam peran dan status sosial juga menjadi alasan lain mengapa banyak wanita Thailand melajang.

Thailand sendiri dikenal sebagai negara yang menerima variasi preferensi seksual.

"Telah ada perubahan di mana pria berpasangan dengan pria dan wanita dengan wanita. Ini menghasilkan distribusi yang tidak merata antara pria dan wanita," jelas Chuanwan.

Ia menambahkan, faktor preferensi seksual sesama jenis telah menyumbang penyusutan populasi sebesar 3-4 persen pada tahun 2010.

Selain itu, sambungnya, juga terdapat pergeseran usia untuk mendapatkan pasangan. Pada tahun 1970, rata-rata pria Thailand mendapatkan pasangan pada usia 24,7 tahun namun pada tahun 2010 bergeser menjadi 28,7 tahun. Sedangkan dengan perbandingan tahun yang sama, usia wanita mendapatkan pasangan bergeser dari 22 tahun menjadi 24,9 tahun.

Dengan tingkat wanita lajang yang tinggi, maka angka kelahiran juga turut merosot menjadi 1.6 per wanita pada tahun 2013. Sebagai perbandingan, pada tahun 1970, angka kelahiran Thailand mencapai enam per wanita.

Rendahnya tingkat perkawinan serta merosotnya angka kelahiran dikhawatirkan dapat menyebabkan masalah demografi di Thailand untuk tahun-tahun mendatang.

Peneliti lainnya, Suporn Jaratsitm menyebut Thailand seharusnya dapat mencontoh Jepang.

"Demografi Jepang mirip dengan Thailand, tapi mereka telah menghadapi masalah ini jauh lebih lama daripada yang kita miliki," katanya.

Jepang menerapkan kebijakan agar masyarakatnya masih dapat bekerja hingga usia 65 tahun serta mendorong mereka untuk memiliki anak lagi.

Selain itu, Jepang juga menawarkan tunjangan kesejahteraan kepada masyarakatnya seperti cuti hamil serta menyediakan tempat penitipan anak agar memudahkan wanita untuk menjalankan karir bersamaan dengan mengrus keluarga. [mel]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya