Berita

logo partai islam

Partai Agama dan Etnis Tak Berkembang karena Pengaruh Kebijakan Penjajah

SABTU, 28 JUNI 2014 | 21:48 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Etnisitas dan agama merupakan hal penting kalau menganalisis perilaku politik Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara yang multi etnis dan multi agama.

Demikian disampaikan peneliti LIPI, Nina Widyati, dalam diskusi buku terbarunya, “Etnisitas dan Agama sebagai Isu Politik dalam Pemilihan Presiden di Media Sosial” yang digelar Yayasan Obor Indonesia, LIPI dan MAARIF Institute di Jakarta, kemarin.

Namun demikian sejak pemilu 1955 sampai dengan pemilu 2009, sebagaimana rentang riset dilakukan, partai yang memiliki identitas etnis dan agama kurang berkembang. Sebaliknya partai yang memiliki identitas nasionalis lebih berkembang.


Hal ini ditengarai karena adanya faktor sejarah pada awal kemerdekaan dimana Belanda berusaha memecah-belah rakyat Indonesia dengan menggunakan politik etnisitas melalui pembentukan negara boneka yang pembagiannya berdasarkan etnis. "Hal ini berlawanan dengan semangat antikolonialisme yang berkembang pada awal kemerdekaan," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Riset Maarif Institute, Ahmad Fuad Fanani, menjelaskan, dalam perjalanan sejarah politik Indonesia sejak kemerdekaan, Indonesia baru memiliki 1 presiden dari luar Jawa yaitu B.J. Habibie. Mengapa hal ini bisa terjadi, walaupun ada UU yang menjamin bahwa seluruh orang Indonesia asli berhak menjadi presiden.

"Namun, sejarah menunjukkan bahwa sampai hari ini memang tidak mudah bagi calon presiden di luar kelompok mayoritas Jawa. Resistensi ini dapat dilihat dari kegagalan JK-Wiranto dalam upaya mereka mengadvokasi ideologi egalitarian dalam etnis maupun agama,” ungkap dia. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya