Joko Widodo-Jusuf Kalla beserta tim suksesnya diharapkan berkampanye dengan cara-cara santun. Karena itu tidak perlu mengancam bahwa yang tidak memilih pasangan nomor urut dua itu akan masuk neraka.
"Tidak etis bawa-bawa sorga, neraka dalam kampanye pilpres," jelas Ketua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta, Ustadz Fahmi Salim kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Kamis, 26/6).
Dia menyatakan itu terkait pernyataan Ketua DPD PDIP Provinsi Lampung Sjachroedin Zainal Pagaralam (ZP), seperti diberitakan sejumlah media. Dalam kampanye nasional di Lapangan Enggal, Bandar Lampung, dia mengancam, warga yang tidak memilih pasangan nomor dua akan masuk neraka.
"Yang nanti mau masuk surga nanti tanggal 9 Juli jangan lupa pilih Jokowi-JK ya, kalau tidak milih nanti masuk neraka," ujar Sjachroedin ZP, yang langsung disambut tawa Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla serta massa yang hadir.
Ustadz Fahmi Salim mengungkapkan, kalau mau dihitung-hitung, ulama yang mendukung Prabowo-Hatta capres lebih banyak dibanding Jokowi-JK. "Tapi sampai saat ini tak ada statement ulama di kubu Prabowo bahwa yang tidak pilih Prabowo masuk neraka," ungkapnya.
Karena itu, dia berharap, kampanye sebaiknya dijadikan sebagai ajang pencerdasan rakyat dengan ajakan memilih dengan santun, cerdas, beradab dan bermartabat.
"Bukan dengan cara-cara biadab (tiada adab) seperti satanisasi, diabolisasi dan stigmatisasi para pendukung kubu lawan dengan sebutan bajingan, orang jahat, teroris seperti yang dilakukan (pendukung Jokowi) Wimar Witoelar," tegasnya.
[zul]