Berita

megawati-jokowi

Apakah Jokowi Berani Koreksi Kebijakan Megawati?

SELASA, 24 JUNI 2014 | 11:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Selain masalah penjualan Indosat ke Singapore Technologies Telemedia (STT) pada tahun 2002 lalu, ada banyak persoalan lain yang terjadi pasa masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri dalam rentang tahun 2001-2004.

Misalnya, penjualan gas dari lapangan Tangguh, Papua, ke China dengan harga murah; kebijakan sistem kerja outsourcing; hingga penjualan dua kapal tanker atau VLCC (Very Large Crude Carrier) milik PT Pertamina, yang kemudian perusahaan negara tersebut menyewa dengan harga mahal.

"Juga pembelian Sukhoi dari Rusia yang ternyata bodong (juga dugaan mark-up). Saya waktu itu sempat menjadi kasus dengan Rini MS Soewandi (Menteri Perindustrian dan Perdagangan)," tegas mantan anggota Wakil Dewan Pertimbangan Presiden, Rachmawati Soekarnoputri kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 24/6).

Karena itu, Racmawati mempertanyakan, kenapa Calon Wakil Presiden Joko Widodo tidak mengungkit hal tersebut pada saat debat capres III Minggu malam kemarin. Padahal, mestinya perbaikan terhadap kondisi saat ini mesti dilakukan dengan mengoreksi berbagai kebijakan sebelumnya, terutama pada masa Megawati.

"Apakah dia berani melakukan koreksi, biarkan rakyat yang menilai," ungkap putri Bung Karno ini, saat dikonfirmasi, untuk penjualan Indosat saja, Jokowi membela Megawati.

Soal ketidaksetujuan Jokowi membeli tank Leopard, dia memaklumi harus ada penguatan industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad. Namun, untuk saat ini, Indonesia masih membutuhkan peralatan tempur dari luar negeri, seperti tank leopard, yang dibeli dari Jerman.

"Leopard bukan karena melihat kondisi jalan atau medan kita. Tetapi bagaimana pun juga, ABRI atau TNI harus melihat disana sudah memakai peralatan cukup canggih," demikian Ketua Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Sukarno dan Universitas Bung Karno (UBK) ini. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

Petisi Cabut Donasi Agus Salim Diteken Lebih dari 125 Ribu Orang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 00:43

UPDATE

Prabowo Bareng Gibran Hadir di Deklarasi GSN

Sabtu, 02 November 2024 | 15:47

Komisi V Ingatkan Peningkatan Pelayanan Sarana Prasarana Menjelang Nataru

Sabtu, 02 November 2024 | 15:37

Harga CPO Meroket ke Level Tertinggi di Awal Bulan

Sabtu, 02 November 2024 | 15:09

Jenazah Kebakaran Pabrik Pakan Ternak Belum Berhasil Diidentifikasi

Sabtu, 02 November 2024 | 14:50

Lagi Santai Ngopi, Prajurit TNI Dikeroyok Ormas di Jaksel

Sabtu, 02 November 2024 | 14:30

BKPM Bidik Investasi Rp1.900 Triliun di 2025 dari Sektor Ini

Sabtu, 02 November 2024 | 14:29

Saham Eropa Menghijau, Indeks DAX Bangkit 0,93 Persen

Sabtu, 02 November 2024 | 14:04

Tumpukan Duit Judi Slot

Sabtu, 02 November 2024 | 13:54

3 Tersangka Baru Judi Slot8278 Terancam Penjara 20 Tahun

Sabtu, 02 November 2024 | 13:39

Tak Hanya iPhone 16, Pemerintah Juga Bakal Blokir IMEI Google Pixel

Sabtu, 02 November 2024 | 13:14

Selengkapnya