TIDAK aku kisahkan kepada kalian pengalaman dan kejadian di seputar Gus Dur kecuali untuk dijadikan keteladanan bagi yang berpikir dan berlapang dada.
Pernah aku kisahkan kepada kalian bagaimana Gus Dur memperlakukan Pers yang menghujatnya (Gus Dur, Pers dan Obor Rakyat). Kebesaran seseorang memang akan tercermin pada kesabarannya.
Tiada maksud bagiku menilai dan membandingkan hal yang tidak aku ketahui. Apalagi menyimpulkan apakah itu produk jurnalistik atau bukan. Sebab penghinaan dan penghujatan pers nasional, juga pamflet, banyak yang sudah melampaui batas. Tapi Gus Dur menghadapinya dengan kesabaran.
Apakah keji kalau seorang Muslim disangka Non-Muslim, sedang orang itu tiada tahu? Bukankah itu tinggal dijelaskan saja, dan tiada perlu bereaksi berlebihan? Karena segala sesuatu yg berlebihan itu akan buruk akibatnya. Dan bukankah kalian mengutuk ormas yang setiap bereaksi selalu berlebihan? Jadi apa bedanya mereka dengan kalian?
Kalau seorang Muslim disangka ganti agama, bisa jadi akan berdampak. Sebab ada hukumnya sendiri untuk soal itu dalam fiqh. Tapi apakah kejahatan seseorang yang tidak menjadi muslim sejak lahirnya, sehingga disangka non-muslim dianggap fitnah keji?
Sedang berapa banyak rakyat biasa disangka komunis dan lalu hilang ditelan bumi. Berapa banyak rakyat disangka preman dan esok paginya tergeletak tak bernyawa di pinggir got. Berapa banyak anak-anak disangka aktivis lalu hilang sampai sekarang. Berapa banyak juga umat Muslim yang disangka teroris lalu nasibnya berubah tragis.
Sungguh, sangatlah berlebihan bila disangka Non Muslim sudah blingsatan padahal itu tidak berdampak hukum atau nyawa melayang sebagaimana dicontohkan di atas, tapi kalian heboh, seolah jadi Non Muslim adalah kehinaan. Padahal Gus Dur pernah dikabarkan dibaptis.
Tapi memang susah menjadi sabar. Sebab hanya orang besar (di hadapan Allah) yang bisa sabar...!
ORANG BESAR ITU SABAR
[***]AMM 21:06:14