Tindakan Wimar Witoelar yang memuat gambar bernada mendiskreditkan Prabowo Subianto di akun Facebooknya terus menuai kritik dan hujatan. Bukan saja soal Prabowo, tapi juga karena dalam foto tersebut dicantumkan logo Muhammadiyah.
Bahkan, dalam statusnya tersebut ditulis "Gallery of Rogues', yang kalau diterjemahkan secara bebas yaitu galeri bajingan atau bangsat. Lalu ditulis juga 'Kebangkitan Bad Guys' atau kebangkitan orang jahat.
"Ini benar-benar menyakitkan. Ini benar-benar ucapan yang sangat keji. Tak pantas kata-kata yang tidak beradab keluar dari mulut orang katanya mengaku beradab," jelas Wakil Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, Ma'mun Murod Al-Barbasy (Kamis, 19/6).
Ma'mun Murod sempat membuka dan melihat secara langsung akun Facebook mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid tersebut. Dalam amatannya, Wimar membuat status dan mengunggah foto itu secara sengaja.
"Saya yakin dia sengaja membuatnya, bukan khilaf atau teledor. Buktinya Wimar sempat komen atas komen yang masuk dengan kata-kata yang begitu provokatif. Seingat saya Wimar ucapkan 'silahkan saling ribut sendiri'. Ini kan menandakan status dibuat dengan sengaja," ungkap Ma'mun.
Foto yang diunggah Wimar Witoelar itu menampilkan foto Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Keduanya diapit sejumlah tokoh, seperti Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, Abubakar Baasyir, dan Habib Rizieq di sebelah kiri. Sementara sebelah kanan Suryadharma Ali, Ketum Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Anis Matta, dan AA Gym.
Di bawah foto Prabowo Cs itu, terdapat lambang ormas seperti Muhammadiyah, MUI, FPI, Hizbut Tahrir Indonesia, dan lainnya. Sedangkan tampak foto Ali Imron, Imam Samodra, Amrozi, Osama Bin Laden dan Soeharto sebagai background.
Ma'mun menegaskan, penempelan logo Muhammadiyah selain pelecehan, juga cermin bahwa Wimar tidak paham soal organisasi kemasayarakatan tersebut. "Sikap Muhammadiyah sangat tegas, bahwa Muhammadiyah netral dalam menghadapi Pilpres 2014. Ini keputusan Tanwir Makassar," tegasnya.
Karena itu, Wimar tidak cukup minta maaf melalui media sosial. Pendukung Jokowi-JK itu harus meminta maaf secara terbuka di hadapan media massa.
"Kalau tidak, maka LHKP bersama Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah akan mempertimbangkan untuk melaporkan Wimar ke pihak yang berwenang," demikian dosen FISIP UMJ ini.
Akun Facebook Wimar tersebut sudah ditutup. Selain Facebook, Wimar juga mengunggah di akun Twitter-nya. Juga sudah ditutup. Sebelum menutup akun Twitter-nya, Wimar sudah meminta maaf.
"Saya minta maaf telah meneruskan gambar yang mengasosiasikan organisasi Anda (Muhammadiyah) dengan Prabowo," tulis Wimar.
Tak hanya itu, bekas jurubicara pemerintahan Gus Dur ini juga mengaku sudah men-delete foto tersebut di timeline-nya. Karena itu dia mengaku tidak bertanggungjawab kalau foto tersebut kemudian menyebar. "Relax," kicaunya lagi.
[zul]