Berita

ilustrasi/net

Blitz

Mending Main Theater Beneran Daripada Jadi PSK

MINGGU, 15 JUNI 2014 | 00:29 WIB | LAPORAN:

Kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara Dolly akan ditutup pada Rabu 18 Juni nanti. Hingga kemarin, protes dan penolakan dari para pekerja seks komersial dan mucikari terus bermuculan.

Salah satu yang unik, protes dilakukan dengan menggelar pentas theater yang mengangkat judul 'Dolly Riwayatmu Kini'. Berbagai tanggapan di dunia maya pun muncul. Ada yang mengapresiasi, ada yang menyarankan para PSK jadi pemain teater betulan, ada juga yang mencibir.

Pentas teater ini digelar di Wisma Studio, sekitar lokalisasi Jarak, Surabaya, Jawa Timur. Para pemainnya adalah para PSK dan mucikari dengan dibantu para pemain teater sungguhan. Ada yang berperan sebagai PSK, ada yang memerankan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, memerankan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, warga masyarakat, dan aparat berwenang.


Dengan mengenakan topeng penutup wajah sambil memegang kertas naskah di tangan, para PSK berusaha menghayati peran masing-masing. Tak lupa, saat tampil mereka juga mengenakan baju seksi seperti yang dikenakannya saat melayani lelaki hidung belang.

Dalam cerita di pentas itu, saat para PSK sedang bercengkerama, tiba-tiba sosok pemeran Risma datang. Dengan tegas 'Risma' bilang 'Dolly akan ditutup tanggal 18 Juni'.

Mendengar ucapan 'Risma' ini, tiga PSK berbisik dengan temannya. Mereka mengatai 'Risma' sedang main telenovela. "Bu wali kota sedang asyik bermain telenovela, menangis di depan kamera. Merengek-rengek seakan tahu betul nasib kita," ucap satu PSK. "Resiko jadi pemimpin, jangan cengeng di depan umum," sahut PSK yang lain.

PSK yang satu lagi ikut nimbrung. "Sedang pejabat kita tak luput dari korupsi dan yang lelaki jadi pelanggan prostitusi," ucapnya. "Tak hanya doyan pelacur, moral mereka juga hancur," sambung dia.

Dengan lantang satu PSK menyatakan, Surabaya sudah dipimpin 12 gubernur dan 17 wali kota tetapi tidak pernah ada yang mempermasalahkan Dolly. "Gubernur ke-13 dan wali kota ke-18 ini sedang cari simpati publik. Mereka memukul genderang perang," ucapnya.

Ketua Front Pekerja Lokalisasi Dolly, Saputra menyatakan, dengan dibingkai pertunjukan teater pesan dari para PSK kepada masyarakat bisa lebih utuh.

"Bahasa perlawanan melalui wadah kesenian juga menjadi bentuk upaya menyampaikan aspirasi para PSK dan pekerja lokalisasi denga cara lebih santun dan terhormat," katanya.

Pentas teater para PSK ini jadi perbincangan hangat di jejaring sosial Twitter. Beberapa tweeps mengacungkan jempol untuk kegiatan itu. "Keren," puji @FazarMerah_ sambil memasang tanda senyum. "Positif," timpal @sichnazeririzal.

Akun @_RizalISurur mengaku jadi penasaran dengan penampilan para PSK tersebut saat berakting di atas panggung. Dia juga ingin tahu persis bagaimana cerita yang dibangun para PSK. "Ayo ke Surabaya, nobar," ajak @setotheenginner kepada teman-temannya.

Tweeps lain menyarankan para PSK tersebut baiknya berhenti menjual diri. Apalagi mereka punya bakat akting. "Bisa akting, kenapa mesti jadi PSK?," tulis @guswangatsuQ. "Kenapa nggak jadi pemain teater aja ketimbang jadi PSK," timpal whibangga.

Akun @AndikaHaryadi menyarankan para PSK itu menyalurkan bakatnya acting-nya di perkumpulan seminan Salihara. Akun @HenryFAZen punya usul beda. Dia mengajak para PSK itu gabung ke Sendratasik.

"Nah, udah aja ikut grup teater," tulis @negpuy. "Iya, mending buka teater aja," sahut @laurenajennifer. Akun @drmafiyat menulis, kalau serius garap teater, bisa mengaingin grup teater FX.

Akun juga tweeps yang mencibir. Akun @Cap_pung menulis pendek yang nyelekit. "Aneh," tulisnya.

Kritikan tidak kalau pedas disampaikan @b_sukarnoup. "Teater apaa??? Teater kamasu**a??," tulisnya. "Biasanya juga maen teater prahara ran****," timpal @pragowo sambil tertawa.

Tweeps yang lain dengan keras menghardik pihak-pihak yang menolak rencana penutupan Dolly tersebut. "Ngapain PSK dibela-belain? Ngkgk mikir generasi mendatang?," tulis @arwidodo. Sedangkan akun @fitrinastin menyerukan para PSK untuk segera taubat. [why]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya