Berita

Politik

Pengamat: Jelas, Obor Rakyat Punya Motif Politik

SABTU, 14 JUNI 2014 | 14:30 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pekerjaan media massa adalah pekerjaan konstruksi persepsi publik. Hal itu menjadi semakin nyata di tengah persaingan politik jelang 9 Juli.

Demikian disampaikan analis komunikasi politik, Heri Budianto, dalam diskusi "Hitam Putih Kampanye" di Cikini, Jakarta Pusat, pagi ini (Sabtu, 14/6). Hal itu dikatakannya menanggapi kontroversi tabloid Obor Rakyat yang dianggap menjatuhkan citra capres Joko Widodo dan PDI Perjuangan.

"Semua media terpecah. Masing-masing media memiliki motif politik, ideologi, ekonomi, sehingga bentuk pemberitaan berbeda-beda. Saya yakin semua teman-teman media juga tersandera karena ada mainstream yang mesti diikuti ," ujar Heri.


Dia mencontohkan, walau ia dianggap sebagai pengamat politik yang netral oleh beberapa elite partai politik, tapi tetap saja analisa politiknya akan ditampilkan dengan beragam sudut pandang oleh masing-masing media massa.

"Ada yang nilai saya masih dalam koridor netral, tapi ketika saya diminta membedah, menganalisa pilpres di media massa, sudut pandang yang tampik akan beda-beda," terangnya.

Mengenai Obor Rakyat, ia yakin tabloid itu punya motif politik karena memilih segementasi pembaca yang spesifik dan banyak mengutip dari pemberitaan di media internet atau media sosial. Namun, menurutnya hal itu wajar.

"Jelas ada target politik yang ingin dicapai dengan cara, misalnya, menyasar kelompok pesantren. Apakah agar capres tertentu tidak menang di Pilpres? Semua publik harus tahu apa yang terjadi," ujarnya.

Pernyataan Heri tidak dibantah oleh pemimpin redaksi Obor Rakyat, Setiyardi Boediono. Setiyardi mengungkapkan bahwa dirinya punya sikap politik yang mandiri terhadap capres Joko Widodo.

Menurut Setiyardi, Jokowi sudah mengkhianati janji mengabdi untuk rakyat Jakarta sepanjang satu periode jabatan. Ia juga menyimpulkan bahwa Jokowi adalah "capres boneka" yang dikendalikan PDIP dan Megawati Soekarnoputri.

Namun, Setiyardi tegas menolak jika dituduh hendak memberi keuntungan politik kepada capres Prabowo Subianto. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya