Berita

Rusun Tipar Cakung

On The Spot

Halaman Setiap Blok Dipenuhi Mobil Parkir

Tunggakan Sewa Rusun Tipar Cakung Rp 1,47 Miliar
JUMAT, 13 JUNI 2014 | 09:10 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Puluhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), polisi dan TNI menyusuri blok demi blok rumah susun (rusun) Tipar Cakung, Jakarta Timur. Tim gabungan ini dipimpin Kepala Pengelola Rusun Wilayah III Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta Jefyodya Julyan. Mereka sudah mengantongi nama penghuni yang akan disatroni.

Ada empat blok yang didatangi yakni Blok Cendana di RT 04, Blok Meranti di RT 05, Blok Puspa Indah RT 06 dan Blok Jatisari RT 07. Di empat blok ini, banyak penghuni yang menunggak membayar sewa. Hari Rabu (11/6) merupakan hari terakhir pelunasan. Jika tak juga dibayarkan, penghuni diminta angkat kaki.

Sebelum menggelar operasi, pengelola rusun telah memasang sejumlah pemberitahuan bagi penghuni yang menunggak sewa untuk melunasi pembayaran. Pemberitahuan dipasang di setiap sudut rusun. Dari lantai dasar hingga paling atas. Juga di dinding tangga yang menjadi akses naik-turun penghuni.

“Ada yang ngaku tak punya duit, padahal dia punya motor, mobil dan punya pekerjaan. Kok nggak mau bayar sewa?” ujar Endang, petugas keamanan yang berjaga di depan kantor pengelola rusun. Kantor ini berada di lantai dasar Blok A.

Pemantauan Rakyat Merdeka, halaman semua blok di rusun ini dipenuhi mobil yang parkir. Parkir diparkir berjejer dengan posisi menyerong. Jenisnya beragam. Mulai dari city car, MPV hingga sedan. Beberapa kendaraan roda empat ditutup kain agar tak kehujanan dan kepanasan.

Dari modelnya, mobil-mobil itu buatan tahun 2000 ke atas. Bahkan ada yang keluaran 2010 ke atas dilihat dari modelnya. Di antara mobil-mobil yang parkir terlihat sebuah sedan kelas mewah. Harganya di atas Rp 300 juta.

Mobil-mobil di rusun ini diparkir membentuk satu barisan panjang. Lahan yang tersedia tak cukup untuk menampung semua mobil dalam satu barisan. Pemilik mobil yang tak kebagian tempat memarkirkan kendaraannya di dekat pagar kompleks. Diparkir paralel. Menurut Endang, mobil-mobil itu milik penghuni.

Dalam daftar yang dipegang pengelola, tercatat 27 penghuni yang yang menunggak sewa sampai bertahun-tahun. “Sampai lima puluhan juta rupiah tunggakannya belum dibayar. Padahal sudah diingatkan berkali-kali,” ujar Endang.

“Hanya untuk penghuni yang nakal dan nunggak berbulan-bulan saja yang diprioritaskan untuk didesak agar segera bayar. Hari ini memang sudah tahap eksekusi dan meminta mereka angkat kaki dari rusun,” ujar Endang ketika ditemui Rabu lalu.

Kepala Pengelola Rumah Susun Wilayah III Dinas Perumahan Dan Gedung DKI Jefyodya Julyan menjelaskan, pihaknya sudah tidak dapat mentolerir penghuni yang menunggak bayar sewa.

“Di sini, yang nunggak itu paling rendah itu 5 bulan, dan yang paling tinggi itu ada yang nunggak sampai 79 bulan. Makanya kita tertibkan karena tunggakannya itu sudah sangat banyak,” katanya.

Jefy menyebutkan, dari 341 penghuni rusun yang menunggak, 27 di antaranya belum membayar sewa di atas 50 bulan. Ia lalu menyebut nama W Hermon. Penghuni unit nomor 203 di Blok Meranti itu menunggak 59 bulan. “Dia nunggak sampai Rp 46 juta,” ujar Jefy.

Total tunggakan sewa di rusun ini mencapai Rp 1,47 miliar. Setelah menggelar operasi, penghuni yang menunggak bersedia membayar sewa. Jefy mengatakan, tinggal 314 orang yang masih menunggak. Namun tunggakannya di bawah 50 bulan.

“Sekarang ini kita masih persuasif dulu. Tapi kita kasih batas waktu untuk melunasi,” ujar Jefy.

Penghuni yang menunggak sewa diberi waktu selama tiga bulan untuk melunasi. Pembayaran dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama harus dibayarkan pekan ini. Jumlahnya setengah dari total tunggakan.

Setengahnya lagi bisa dibayarkan kapan pun sampai tiga bulan ke depan. “Kalau tiga bulan mereka tetap belum membayarkan tunggakan, kita akan kosongkan paksa dan segel,” ujar Jefy.

Setelah menurunkan tim, satu per satu penunggak sewa mendatangi kantor pengelola. Mereka berkerumun di depan sore. Hingga menjelang sore, pembayaran tunggakan masih berlangsung.

Petugas di meja resepsionis mengatakan, pembayaran tunggakan dicukupkan hari itu. Sebab, jam kerja sudah berakhir.

“Besok lagi saja ya,” ujar petugas pria yang mengenakan seragam PNS warna krem. Di lengannya terpasang emblem logo DKI Jakarta.

Made Pastiasa, staf Dinas Perumahan dan Gedung DKI mengatakan, para penghuni yang menunggak sewa sudah berulang kali diperingati agar melunasi. Namun, menurut dia, peringatan yang dikirim tak diacuhkan. Pengelola pun membentuk tim gabungan untuk menyatroni penghuni.

“Setelah kita turun dengan tim dari TNI dan Kepolisian, dengan tegas kita meminta mereka menentukan pilihan. Disepakati bahwa warga yang menunggak harus sudah membayar setengah dari tunggakannya pada hari Senin depan, dan sisanya, selama tiga bulan harus dilunasi. Tadi sudah sepakat dan dibuatkan surat pernyataan pembayaran itu,” jelas Made.

Menurut Made, para penghuni yang disatroni mengungkapkan berbagai alasan tak bayar sewa. “Ada yang bilang belum punya uang, kerja serabutan, pengangguran dan lain sebagainya. Tetapi kan ini kewajiban mereka harus bayar sewa,” jelas Made sembari menambahkan bahwa banyak penghui rusun yang bekerja sebagai buruh pabrik.

Setiap blok rusun itu terdiri dari 5 lantai. Harga sewanya berbeda-beda. Semakin ke lantai atas tarif sewanya semakin murah. Made menyebutkan, untuk lantai 1 uang sewa per bulan Rp 345 ribu. Lantai 2 Rp 329 ribu. Lantai 3 Rp 313 ribu, lantai 4 Rp 298 ribu dan lantai paling atas Rp 283 ribu.

Disubsidi, Bayar Sewa Cuma 90 Ribu/Bulan

Korban Gusuran Pluit

Sambil menggendong anak, Sofia mendatangi kantor pengelola rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Tipar Cakung di lantai dasar 1 Blok A. Perempuan yang tinggal di lantai 5 Blok C Mahoni itu hendak bayar sewa.

Namun sore itu, loket pembayaran sewa sudah tutup. Petugas meminta datang lagi esok hari. “Saya sudah memasuki tahun ketujuh tinggal di lantai lima,” ujar perempuan yang memakai kaos berwarna oranye  itu.

Keluarganya mulai menempati rusun ini sejak 2009. “Kami (pindahan) dari Pluit. Waktu itu ada gusuran di pinggir tol jembatan layang di sana. Dan kami direlokasi ke sini,” tutur Sofia.

Tinggal di lantai 5, keluarga Sofia hanya diharuskan bayar sewa Rp 90 ribu per bulan. Tarif sewa normal di lantai itu Rp 283 ribu. “Kami kan dapat subsidi dari pemerintah sejak waktu itu. Tiap bulan ya bayar 90 ribu rupiah ke kantor pengelola,” jelas dia.

Ia menampik menunggak pembayaran sewa. Meski suaminya sedang nganggur --lantaran kontrak kerjanya habis--Sofia selalu bayar sewa setiap bulan.

“Maksimal setiap tanggal 20 setiap bulannya harus sudah bayar sewa,” ujar dia.
Sofia mengaku tak tahu jika banyak penghuni rusun yang menunggak pembayaran hingga bertahun-tahun. Menurut dia, banyak penghuni yang perekonomiannya baik. 

“Membayar sewa kan itu kesadaran penghuni. Kalau bisa punya mobil, kenapa tidak bayar sewa?” ujarnya heran sambil melangkah ke tangga. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Israel Lancarkan Serangan Darat ke Lebanon Barat Daya

Selasa, 08 Oktober 2024 | 16:05

Prabowo Disarankan Perbesar Anggaran Pertahanan

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:59

Lampaui Target, Peserta Pameran TEI ke-39 Tembus 1.460 Exhibitor

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:57

Khofifah Kuatkan Kehidupan Beragama Lewat Pesantren

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:49

Bikin Bingung Pemilih, Trump dan Istri Beda Pandangan Soal Aborsi

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:46

Tampung Keluhan Hakim, DPR Pertimbangkan Revisi UU Kehakiman

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:40

Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:34

Perdana, Wakil Myanmar Bakal Hadiri KTT ASEAN di Laos

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:26

Harga Pangan Bervariasi: Beras Turun, Minyak Goreng Naik

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:25

Bikin Ngeri, Timnas Jepang Panggil 22 Pemain di Eropa

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:24

Selengkapnya