Berita

Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).

Bisnis

Ngaku Rugi, Perusahaan Rokok Dianggap Akal-akalan Doang

Pro Kontra Rencana Ratifikasi FCTC
RABU, 04 JUNI 2014 | 08:07 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah diharapkan tegas terhadap kebijakan meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).

Pengamat Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany mengatakan, pemerintah dalam hal ini Menteri Kesehatan (Menkes) harus tegas.

Menurutnya, tidak ada alasan lagi untuk pemerintah menunda pemberlakuan FCTC. Soalnya, Indonesia sudah sangat terlambat soal itu jika dibanding Singapura dan Malaysia yang sudah menerapkan sejak 4-5 tahun lalu.


Hasbullah menilai, alasan perusahaan rokok mengalami kerugian jika kebijakan ini diterapkan cuma akal-akalan. “Perusahaan rokok selalu akal-akalan saja. Senangnya menunda-nunda kebijakan yang sudah dibuat,” tegas dia.

Anggota Komisi IX DPR Poempida Hidayatulloh mengatakan, jika pemerintah tetap memberlakukan FCTC maka akan ada pengurangan pekerja di sektor industri rokok, bahkan juga merugikan para petani tembakau.

“Tidak menutup kemungkinan akan terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja) besar-besaran hingga pabrik gulung tikar,” imbuhnya.

Padahal, menurut Poempida secara keseluruhan pekerja di sektor industri tembakau menyerap tenaga kerja sekitar 4,1 juta orang. Dari jumlah itu 93,77 persen diserap kegiatan usaha pengolahan tembakau, seperti pabrik rokok.

Sedangkan, penyerapan di sektor pertanian tembakau menyerap sekitar 6,23 persen.

Tembakau Sumber Ekonomi Masyarakat

Koordinator Komunitas Kretek Indonesia wilayah Jakarta Indra G Windiaz mengatakan, tembakau dalam bentuk rokok kretek adalah sumber ekonomi bagi masyarakat dan negara.

Windiaz menilai, masalah yang paling nyata dari ratifikasi tembakau adalah tergusurnya masyarakat kecil yang semula mencari mata pencaharian dari industri rokok kretek.

“Mereka lebih mempercayakan kepada mesin, dengan asumsi perubahan selera pasar. Ini modus saja sebenarnya, “ tegas Windiaz.

Ia menegaskan, rokok kretek bentuk kearifan lokal sehingga harus dijaga. Rokok kretek ini tidak hanya memiliki relasi dengan produk-produk heritage lainnya tapi juga simbol dari Indonesia dan disampaikan dengan elok.

Koordinator Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) Zulvan Kurniawan menilai di tengah musim Pemilu yang merupakan pesta demokrasi, ribuan buruh kehilangan pekerjaan. Itu sangat disayangkan karena komoditas rokok kretek yang seluruh kontennya tersedia di dalam negeri telah hidup dan berkembang ratusan tahun. Bahkan menyumbang uang yang tidak sedikit untuk negara. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya