Barisan elite politik pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sangat rajin mengeluarkan pujian untuk sang capres. Misalnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta.
Bekas Wakil Ketua DPR yang giat berkicau di twiiter ini mengeluarkan pujian yang panjang untuk Prabowo lewat puluhan twitt beberapa saat lalu. Ia mau mengelaborasi mengapa Prabowo adalah sosok pemimpin yang tepat untuk Indonesia hari ini.
Di awal kicauannya, Anis menilai Prabowo adalah contoh orang yang terpanggil untuk membenahi Indonesia, karena cintanya. Karena keterpanggilan itu, ia mau meninggalkan hidupnya yang nyaman dan berkubang di politik. Keterpanggilan itu dinyatakan secara terbuka dengan menyatakan mencalonkan diri sebagai presiden dan melontarkan gagasan sejak awal.
"Saya mengapresiasi keterbukaan Prabowo. Lebih baik terbuka dan jujur ketimbang menutupi diri dengan basa-basi dan kepalsuan," katanya.
Menurut dia, Indonesia hari ini membutuhkan pemimpin yang berkata dan bertindak benar, bukan berkata dan bertindak sekadar menyenangkan orang banyak. Sudah waktunya Indonesia keluar dari perangkap popularitas kemasan dan melangkah menuju kerja keras sejati.
"Yang benar harus dikatakan, walaupun pahit. Bukan sekedar melakukan hal-hal yang mengundang tepuk tangan,' tegasnya.
Yang menarik, Anis kembali menyinggung isu sensitif tahun 1998. Selama belasan tahun, Prabowo selalu dianggap sebagai satu-satunya penanggung jawab semua tragedi yang terjadi, termasuk penculikan aktivis. Serangan ke Prabowo semakin menjadi-jadi jika ia terlibat dalam kontes politik, terutama di tahun ini.
"Prabowo telah membuktikan inisiatif, kelugasan bertindak didasari pada keterpanggilan di tahun 98. Walau kemudian inisiatif itu dinilai salah, ia tanggung penilaian salah itu sendiri," kata Anis.
Menurut dia, tindakan itu sendiri memiliki dimensi ruang dan waktu. Tindakan yang dianggap benar pada satu masa, bisa dinilai salah pada waktu lain.
"Dari situ saya belajar tentang karakter kepemimpinan dan patriotisme, yang kadang berujung pahit. Dicap salah," ungkapnya.
Prabowo, dianggapnya, telah membayar penilaian pihak lain yang menganggapnya salah. Bahkan, menurut Anis, Prabowo tidak pernah lari dan tidak lantas membenci negerinya.
"Yang menarik, Prabowo justru 'keras kepala', kembali ingin membenahi negeri ini. Dihadapi semua hinaan dan cibiran. Kalau kata anak gaul, Prabowo sudah
move on. Masa lalu ada di belakang, yang disambut adalah masa depan," kicau Anis.
Kicauan Anis tentang Prabowo masih panjang dan salah satu materinya juga menyindir kepalsuan calon presiden lain. Ia juga mengungkit ancaman negara gagal dan mengkiritik capres yang pintar berpura-pura sehingga tampil tanpa gagasan yang ditawarkan.
[ald]