Imbauan Amien Rais agar pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menggunakan semangat perang Badar dalam Pilpres 2014 ini disalah mengerti banyak kalangan. Akhirnya, mantan Ketua Umum DPP PAN itu dikecam sejumlah orang.
"Sebagian orang mungkin melupakan kebebasan yang diperjuangkan Pak Amien sehingga membuat plintiran," ujar Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Wibowo usai diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/5).
Dia menjelaskan, Amien Rais sebenarnya ingin menasihati tim Prabowo-Hatta agar berjuang seperti semangat dalam Perang Badar. "Berbeda kedudukannya dengan Perang Uhud," tegas Drajad.
Perang Badar, sambung Drajad, lebih didasari kepada keikhlasan sehingga seluruh tim Prabowo-Hatta berjuang sepenuh hati. "Sementara dalam Perang Uhud, mengharapkan kedudukan atau hasil rampasan perang," tandasnya.
Pernyataan Amien Selasa lalu saat menghadiri acara Isra Mikraj di Masjid Al Azhar, Jakarta dinilai sejumlah orang mengandung unsur SARA, dan mengibaratkan pilpres seperti perang.
Padahal saat itu, Amien hanya menegaskan, pihaknya belum memikirkan posisi menteri dalam koalisi Merah Putih yang diperkuat Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar, serta PBB tersebut. Karena saat ini mereka lebih konsentrasi memenangkan Pilpres. Untuk memenangkannya, Amien meminta pendukung Prabowo-Hatta menggunakan mental Perang Badar.
"Dahulukan perjuangan ketimbang bagi-bagi harta rampasan perang. Jangan (mental dalam) Perang Uhud, wani pira atau bagaimana nanti rampasan perangnya," kata Amien.
Amien menjelaskan, prajurit umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad dalam Perang Uhud telah kemasukan kepentingan pribadi yang berorientasi dunia. Dalam Perang Uhud, prajurit berperang bukan untuk kebenaran dan keadilan, melainkan demi harta rampasan perang.
Tak pelak, dalam peperangan itu umat Islam menelan kekalahan. Bahkan, wajah Rasulullah terluka dan gigi gerahamnya tanggal. Banyak pasukan umat Islam yang terbunuh, termasuk Hamzah paman Rasulullah.
Sebaliknya, Amien menyebut bahwa perjuangan para prajurit dalam Perang Badar adalah ikhlas membela kehormatan diri dan Tanah Air. Karena itu, tutur Amien, kemenangan dapat digenggam dalam Perang Badar. Padahal saat itu, pasukan kaum Muslim hanya 313 orang. Sementara pasukan lawan berjumlah 1.000 orang.
Sebagai kaum Muslimin, Amien pun menganjurkan penggunaan mentalitas Perang Badar, bukan Perang Uhud. "Jadi, kalau mulai maju (niatnya seperti di) Perang Uhud, insya Allah kalah. Kalau (niatnya seperti di) Perang Badar, ini siapa, menterinya siapa, itu nanti, insya Allah kita kali ini dimenangkan," ucap Amien, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.
[zul]