Berita

anies baswedan/net

Politik

PILPRES 2014

Surat Terbuka Alumni Universitas Paramadina untuk Anies Baswedan

SELASA, 27 MEI 2014 | 16:18 WIB | LAPORAN:

Anies Baswedan telah bersikap dan menentukan pilihan setelah perjuangan politiknya kandas di Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Ia memilih bergabung dalam tim pemenangan capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo yang berpasangan dengan mantan Ketua Umum Partai Golkar, M. Jusuf Kalla.

Keputusannya ini pun menuai kritikan. Tak hanya di jejaring sosial, Anies juga menuai kritik dari kalangan alumni Universitas Paramadina. Lewat surat terbuka, alumni Universitas Paramadina mengingatkan Anies agar tetap bersikap netral dan fokus mengurus kampus.
 
Berikut petikan surat terbuka alumni Universitas Paramadina untuk rektornya, Anies Rasyid Baswedan yang diterima redaksi Rakyat Merdeka Online (Selasa, 27/5).


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semoga Pak Rektor sehat dan dapat kembali fokus mengurus kampus. Dalam satu tahun terakhir, saya menyaksikan baik secara langsung maupun tidak keikutsertaan Mas Anies di Konvensi Capres Partai Demokrat (PD). Sayangnya hasil konvensi tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jangankan Mas Anies, Dahlan Iskan saja yang merupakan pemenang konvensi tidak bisa diajukan sebagai capres karena perolehan suara PD dalam pemilihan legislatif kemarin tidak signifikan.

Kini setelah konvensi berakhir, Mas Anies terlibat sebagai jurubicara pasangan capres-cawapres Jokowi-JK. Pilihan politik ini tentu hak pribadi Mas Anies. Sebagai seorang mahasiswa yang pernah menuntut ilmu di Universitas yang didirikan oleh (alm) Nurcholish Madjid (Cak Nur), saya hanya ingin mengingatkan bahwa anda adalah seorang rektor yang sepatutnya bersikap netral dan fokus mengurus kampus.

Posisi anda sebagai rektor di kampus Paramadina sangat melekat pada universitas. Anda tak bisa dipandang sebagai individu. Mas Anies adalah seorang rektor bukan politisi.

Saat masih kuliah, saya ingat betul, Mas Anies selalu menyatakan bahwa kampus harus steril dari kepentingan politik. Tapi kini dengan anda menjadi juru bicara, secara tidak sadar kampus sudah menjadi kepentingan politik tertentu.

Saran dari saya dan beberapa teman-teman yang lain adalah, anda lebih baik fokus menjalankan amanah sebagai rektor dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa, memperhatikan kesejahteraan karyawan serta menjadikan kampus Paramadina sebagai kampus yang bertaraf internasional (world class university) sebagimana tertuang dalam visi dan misi yang pernah anda sampaikan saat pelantikan dulu.

Jika anda sudah tidak sanggup mengemban amanah sebagai rektor dan lebih memilih sibuk dalam politik praktis, alangkah mulianya kalau anda segera meletakan jabatan sebagai rektor.

Dalam hal ini penting saya ingatkan kembali sikap Cak Nur saat memasuki politik praktis. Cak Nur adalah seorang tokoh besar baik sebagai cendikiawan maupun tokoh bangsa. Karena kebesarannya itu, beliau tidak pernah membawa nama Universitas Paramadina yang didirikannya ketika terlibat dalam perhelatan politik praktis. Cak Nur mengerti dengan benar bahwa pendidikan jangan didekatkan dengan hiruk pikuk politik yang akan membuatnya tidak independen.
Sebagai rektor di universitas yang didirikan oleh Cak Nur ini, anda sepatutnya meniru kebesaran sosok Cak Nur seperti yang saya sebutkan di atas.

Mari bersama kita kembali kepada raison d'etre universitas, yaitu organisasi manusia yang memiliki aktifitas akademik, tempat bertemunya kaum intelektual dalam rangka mencari kebenaran melalui berbagai bentuk riset dan sekaligus sebagai tempat mengembangkan kapasitas diri melalui disiplin yang diyakini oleh masing-masing insan akademis, serta tempat meeting of minds yang dilandasi oleh kesadaran moral dan spiritual yang sangat tinggi.

Demikian surat ini disampaikan karena saking cintanya kami terhadap kampus, terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Salam Hormat


Ali Rasyid
Alumni Universitas Paramadina
Pernah Menjabat sebagai Menteri Luar Negeri
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Paramadina
[wid]
 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya