Berita

prabowo-sby

Kalau Memang SBY Dukung Prabowo, Kenapa PDIP Sewot?

JUMAT, 23 MEI 2014 | 16:15 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pernyataan sejumlah elit PDIP yang melarang Presiden SBY mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sungguh tak masuk akal.

Kendati secara kelembagaan masih sebagai Presiden, tetapi beliau selama ini juga sah sebagai Ketum DPP Partai Demokrat dan bisa menggunakan hak-hak politiknya sejauh tak bertentangan dengan Konstitusi dan aturan perundangan terkait aktifitas politik. Bahkan sebagai petinggi Partai Demokrat beliau juga berhak memilih apa yang terbaik bagi partainya.

"Kebetulan PD kemudian memilih netral dari kedua kubu yang sedang bertanding. Tetapi PDIP lantas gerah karena pihak 'sono' mampu melakukan komunikasi politik (lobby) lebih bagus ketimbang dirinya. Dengan komunikasi politik itulah kubu Garuda mendapat simpati lebih besar dari Pak SBY sebagai pribadi dan karena itu terbuka kemungkinan hal itu menjadi referensi atau rujukan para anggota dan simpatisan PD untuk cenderung memilih pasangan Prabowo-Hatta," jelas pengamat politik senior AS Hikam (Jumat, 23/5).


Menurut Hikam, reaksi sebagian elit PDIP itu seperti kebingungan sehingga tidak cerdas dalam merespon manuver Gerindra dan partai koalisinya. Karena itu, semestinya yang disalahkan bukan SBY dan/atau Partai Demokrat.

"Tetapi mestinya mereka melakukan refleksi mengapa mengabaikan faktor SBY sehingga menolak berkomunikasi dengan beliau. Apakah ini soal gengsi pribadi? kalau ya, maka inilah pertaruhan politik yang sangat besar. Larena masalah gengsi pribadi semestinya agak dikesampingkan dalam menghadapi tatangan yang serius dari pihak lawan," demikian Hikam.

Sebelumnya, seperti dikutip dari sebuah media, Wakil Sekjen PDIP Achmad Basarah meminta SBY non aktif sebagai presiden bila Demokrat mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Karena bila tetap menjabat presiden, khawatir pemilu tidak akan berlangsung dengan jujur dan adil.

Sementara itu, Wakil Sekjen PDIP lainnya, Eriko Sotarduga, juga mengingatkan agar SBY menunjukkan sikap kenegarawaannya tetap memenuhi janjinya sebagai oposisi. Ia juga khawatir akan terjadi konflik kepentingan bila benar SBY mendukung Demokrat berkoalisi dengan Gerindra. "Beliau harus legowo dan menjadi negarawan sesungguhnya," ucapnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya