Berita

ilustrasi, Industri Hijau

Bisnis

Bangun Industri Hijau Picu Biaya Produksi Jadi Efisien

KAMIS, 22 MEI 2014 | 10:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Dari 24.000 unit industri ukuran besar dan menengah di Indonesia, baru 170 unit yang menyatakan minat dan kesediaan membangun industri hijau.

“Tapi kita belum bisa memastikan (dari 170 unit) sudah berapa yang  mulai membangun,” kata Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Aryanto Sagala, kemarin.

Aryanto mengakui, untuk membangun industri hijau di Indonesia masih bersifat sukarela karena belum bersifat mandatoris (wajib) dan sanksinya hanya administratif. “Sampai saat ini masih bersifat imbauan,” cetusnya.


Namun, menurut dia, secara bertahap pemberlakuan industri hijau akan diwajibkan. Ketika semua infrastruktur pendukung dan pelaku industri telah siap, perusahaan yang tidak dapat memenuhi standar industri hijau akan dikenakan sanksi.

Aryanto mengaku pembangunan industri hijau di Indonesia dalam jangka pendek memerlukan investasi yang besar. Pasalnya, membangun industri hijau memerlukan penyesuaian teknologi dengan mengganti, modifikasi atau penambahan peralatan.

Namun, biaya produksi akan menjadi lebih efisien untuk pembangunan industri hijau jangka panjang. Dengan demikian, bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dan pasar yang lebih luas karena investasi dalam pengadaan mesin dan teknologi ramah lingkungan ini akan digantikan oleh tingkat efisiensi yang lebih tinggi.

Aryanto mengatakan, saat ini gerakan industri hijau bukan hal mustahil, karena bukan merupakan cost  tapi menjadi aset bagi industri. “Step by step industri nasional harus mengimplementasikan,” kata dia.

Menurut Aryanto, ada dua bentuk strategi pendekatan menuju industri hijau. Pertama, mengembangkan industri yang sudah ada menuju industri hijau. Kedua, membangun industri baru dengan prinsip industri hijau.

Sebab itu, Kemenperin terus berupaya mengembangkan itu dengan menetapkan industri hijau sebagai salah satu tujuan pembangunan industri. Selain itu, Kemenperin juga sedang menyusun Standar Industri Hijau yang akan dirumuskan menurut jenis/komoditi industri pada tahap awal.

Saat ini tuntutan untuk menghasilkan produk ramah lingkungan (green product) melalui penerapan konsep industri hijau menjadi isu yang semakin penting dan strategis guna peningkatan daya saing. Mulai dari pengadaan dan penggunaan material input yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan menggunakan mesin atau teknologi ramah lingkungan serta penanganan limbah yang efektif.

Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Kemenperin Sudarto menambahkan, negara yang membangun industri hijaunya dengan bagus sampai saat ini adalah Korea Selatan (Korsel).

“Kita memang belajar ke sana (Korsel) untuk membangun industri hijau ini,” kata dia.  ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya