Berita

jusuf kalla/net

Politik

Tidak Menyeret Gerbong Golkar Jadi Salah Satu Janji yang Harus Diucapkan JK

SELASA, 20 MEI 2014 | 01:34 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Meskipun Jusuf Kalla (JK) mendapat nilai indeks yang terendah (50), dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain yang lebih layak sebagai pendamping Jokowi seperti Rizal Ramli (88), Ryamizard Ryacudu (67) dan Abraham Samad (63), namun realitas politik membuktikan bahwa PDI Perjuangan ternyata lebih memilih mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

"Memang sangat mengecewakan, apalagi saat terdengar bahwa realitas ini sangat kental berbau politik transaksional dan lobi-lobi tingkat tinggi. Namun, sekali lagi Jokowi tetaplah harapan rakyat," ujar peneliti Lingkar Studi Perjuangan, Gede Sandra, kepada redaksi (Selasa, 20/5).

Karena itu, tambah Gede, akan sangat ideal bila JK berjanji tidak akan mencampuradukkan kekuasaan dengan kepentingan bisnisnya bila nanti diangkat rakyat menjadi Wapres dari Jokowi.


"Rekam jejak JK sarat dengan KKN saat menjadi Wapres dari SBY. Contoh, proyek pengadaan Helikopter saat Tsunami Aceh, Proyek Jalan Tol Trans Jawa, PLTU 10ribu MW, dan lainnya," tegas Gede.

Dia juga mendesak JK untuk berjanji tidak menghalang-halangi penerapan sistem ekonomi Berdikari sesuai ajaran Bung Karno. Gede juga mengkhawatirkan rekam jejak JK sebagai penganjur ekonomi pasar bebas dan sebagai mantan aktivis mahasiswa yang ikut menjatuhkan Sang Proklamator di masa Orde Lama.

"Ketiga, JK juga harus berjanji tidak akan membawa-bawa 'gerbong Golkar' kembali masuk ke pemerintahan jika kelak terpilih sebagai Wapres. Karena, jika hal ini yang terjadi, sekali lagi rakyat disuguhi pembelajaran politik yang tidak elok, di mana dihalalkan bermain politik lebih dari 1 kaki," terangnya.

Namun, kata dia, soal apakah realitas politik masa depan akan sangat dekat atau jauh dari ideal, itu semua tetap bergantung pada PDI Perjuangan dan partai-partai koalisinya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya