Berita

Anomali Dalang dan Wayang Menjelang Pilpres 2014

SENIN, 19 MEI 2014 | 05:17 WIB | OLEH: HARIS RUSLY MOTI

MAHABARATA mengisahkan perang saudara antara anak-anak Pandu, Pandawa atau putra Pandu, dengan anak-anak Dretarastra, Kurawa atau Wangsa Kuru.

Pandawa diidentikan dengan aspek positif dari kehidupan, yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai dan moralitas. Sedangkan Kurawa diasosikan dengan aspek negatif, tamak, haus kekuasaan, menghalalkan segala cara, dan lain-lain.

Dalam kitab agama samawi (Yahudi, Kristen, Islam), sifat-sifat  Kurawa tersebut digambarkan sebagai sifat-sifat syaitan, sementara sifaf Pandawa dapat dikategorikan dengan sifat malaikat. Dalam tradisi Tiongkok, kita kenal dengan keseimbangan Ying dengan Yang. Dalam hukum kimia dan fisika, kita kenal istilah Positif dan Negatif.


Bila kita membaca secara runtut cerita Mahabarata, maka kita dapat menemukan pesan tersembunyi dari kisah tersebut, yaitu hukum dalang dan wayang. Sehebat apapun usaha manusia, tetap saja manusia hanyalah wayang dari sang Maha Dalang yang memegang skenario besar dari kehidupan, yaitu TuhanYang Maha Kuasa.

Di India, kisah tersebut hanya diungkap melalui cerita lisan maupun tulisan. Menariknya, oleh para rohaniawan di Jawa, cerita Mahabarata diangkat menjadi pentas per-wayangan. Dalam perwayangan, substansi Mahabarata diperlihatkan melalui hubungan antar sang dalang yang memegang kendali cerita dengan wayang.

Sayangnya kita justru terjebak semata pada kisah perwayangan perseteruan antara Kurawa dan Pandawa, dan melupakan substansinya.

Substansi dari kisah Mahabarata  hanya satu, yaitu: yang maha dalang itu hanya satu, kebenaran juga hanya satu, yaitu Tuhan yang maha menentukan seluruh skenario dan arah dari kehidupan.

Bagaimana dengan politik menjelang Pilpres?

Keadaan makin rumit dan anomali.

Ada wayang yg dimainkan oleh lebih dari lima orang dalang (king maker). Ada dalang yang tak punya wayang dan skenario. Ada wayang yang tak dikendalikan oleh dalang. [***]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya