Berita

Kwik Kian Gie/net

Hukum

Kwik Kian Gie Sebut Boediono dan Sri Mulyani Berkepribadian Ganda

SENIN, 12 MEI 2014 | 23:20 WIB | LAPORAN:

Dalih psikologi pasar dan krisis ekonomi yang dipakai bekas Ketua KSSK, Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Boedino untuk menyelamatkan Bank Century melalui pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) tidak tepat.

Mantan Menko Ekuin, Kwik Kian Gie menilai cara tersebut sengaja dilakukan karena khawatir penyelamatan Bank Century akan ditolak. Meski tahun 2008 krisis ekonomi global yang terjadi, menurut Kwik hal itu tak akan berimbas kepada ekonomi Indonesia. Sebab, BI menggunakan standar Eropa untuk menilai kondisi Bank Century.

"Ketika itu dikhawatirkan tidak bisa diterima. Maka lompatlah ke faktor psikologis. Faktor itu tidak ada garansinya. Faktor psikologis harus bisa menunjukkan apakah ada kegentingan kegugupan dari dunia usaha. Tetapi saya heran, dalam hal genting, psikologis dijadikan faktor tetapi mereka tidak pernah mendiskusikan dengan ahli psikologi massa," kata Kwik saat memberikan keterangan sebagai saksi ahli, dalam sidang terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (12/5).


Kwik dengan tegas menyatakan, faktor psikologis pasar tersebut sengaja dilakukan sebagai langkah pembenaran. Alasannya, saat diminta pertanggung jawaban, tidak ada satu pun penjelasan yang bisa diterima akal sehat.

"Kalau menggunakan alasan psikologis maka sudah tidak bisa berargumentasi. Argumentasinya pokoknya saya berani bertanggung jawab apa yang saya lakukan di dunia dan akhirat. Itu yang dikatakan Pak Boediono dalam rapat dengan DPR," terang dia.

Kwik juga menilai, keputusan Sri Mulyani dan Boediono saat itu dapat menjadikan keduanya disebut memiliki kepribadian ganda atau split personality.

"Saya menduga saat mengambil keputusan mereka mengalami split personality. Split personality seperti dalam film Dr. Jekyll and Ms. Hyde itu," kata ekonom kawakan ini disambut tawa pengunjung dan senyum dari majelis hakim. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya