Berita

ilustrasi

Bisnis

Pemerintah Semakin Jadi Pelayan Asing, Buruh Semakin Merugi

KAMIS, 01 MEI 2014 | 16:31 WIB | LAPORAN:

Sambut Hari Buruh Sedunia, Partai Rakyat Demokratik (PRD) menilai bahwa pemerintah belum juga melakukan perubahan dan masih bertindak sebagai pelayan kepentingan asing.

Demikian dikatakan Ketua Umum PRD Agus Jabo Priyo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (1/5).

Menurutnya, ada dua kebijakan neoliberal yang berdampak langsung terhadap kehidupan kaum buruh, yakni pasar tenaga kerja yang lentur atau fleksibel dan semakin terbatasnya lapangan kerja produktif sebagai konsekuensi penerapan ekonomi finansial yang bertumpu pada konsumsi.


Kedua hal tersebut, ujar Agus, bermuara pada kebijakan tenaga kerja murah.  Semakin murah tenaga kerja, maka semakin besar nilai lebih yang diambil dari kerja buruh, sehingga semakin besarlah keuntungan mereka.

"Pemerintah menjalankan semua ini demi iklim yang kondusif bagi investasi asing. Dengan memposisikan dirinya sebagai pencipta iklim yang kondusif bagi investasi, pemerintah terang-terangan telah menempatkan dirinya sebagai pelayan kepentingan modal asing," tegas Agus.

Dia menjelaskan dengan pasar tenaga kerja lentur yang terwujud dalam sistem kerja kontrak dan outsourcing menyebabkan kaum buruh berhadapan dengan ketidakpastian kerja (rawan PHK), menurunnya posisi tawar buruh, upah riil, kewajiban perlindungan sosial yang diganti asuransi sosial, serta pelemahan serikat buruh.

Di sisi lain, politik upah murah tersebut ujar dia lagi, tentunya merugikan kaum buruh. Dampaknya menekan kesejahteraan kaum buruh dan menyebabkan mereka sulit memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai manusia.

Di bagian lain, dampak dari neoliberal itu  tidak hanya merugikan kaum buruh di lingkungan kerja saja, tetapi juga di lapangan kehidupan sosial yang lebih luas.

"Akibat privatisasi layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, kaum buruh makin sulit memenuhi kebutuhan dasarnya," demikian Agus. [mel]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya