Produk dan komoditi lokal akan sulit bersaing dengan produk maupun komoditi dari negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapora, Vietnam dan Thailand maupun Filipina. Mengingat Indonesia masih dihadapkan pada masalah competitiveness atau daya saing ekonomi yang masih buruk, dibandingkan dengan negara-negara tersebut.
"Akibatnya, Indonesia sekedar menjadi pasar bagi negara-negara tetangga," jelas pengamat ekonomi Dahnil Anzar Simanjuntak (Selasa, 29/4).
Karena itu menurutnya, tantangan ekonomi Indonesia pada tahun depan sangat berat. Kecenderungan Indonesia tidak siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku pada tahun 2015 sudah terang bisa dilihat.
"Menghadapi MAE, kita paling siap menjadi pasar bagi negara ASEAN lainnya. Tapi tidak sebagai produsen bagi pasar negara lain, mengingat lemah dan buruknya daya saing Industri lokal kita karena ekonomi biaya tinggi akibat buruknya infrastruktur, perizinan dan masalah ketenagakerjaan," jelas dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten ini.
Makanya, salah satu tantangan terberat Presiden terpilih 2014 ini adalah memperbaiki daya saing tersebut, yang menurutnya sangat tidak mudah. Karena membutuhkan sosok yang mampu mengharmonisasikan dan mengkoordinasikan pembangunan antar daerah.
"Karena era otonomi daerah sulit Presiden merealisasikan akselerasi pembangunan tanpa memiliki kemampuan mendorong kepemimpinan di daerah yang affirmatif kepada pembangunan ekonomi bagi rakyat," demikian Dahnil.
[zul]